WARTABUANA – Emma Gilhespy (28) meninggal dunia hanya 12 jam setelah menikah dengan tentara Michael Gilhespy akibat kanker lidah yang dideritanya.
Emma dan Michael melangsungkan pernikahan di kapel St Johns Hospice di Lancaster, Inggris, dalam kondisi kesehatan Emma yang sudah sangat melemah.
“Saya duduk di sisi Emma dan melihat ia meninggal dunia di malam pernikahan kami. Saya tidak akan pernah melupakannya,” ujar Michael.
Namun sejak awal Michael memang sudah tau akan resiko berhubungan dengan Emma, yang divonis terkena kanker lidah sejak awal tahun ini.
Menurut keluarga Emma, ia sudah menjalani operasi pada bulan Februari untuk membuang separuh lidahnya. Namun operasi ini ternyata sama sekali tidak efektif karena kanker sangat cepat menyebar hingga ke leher, paru-paru, dan pelvis.
Pada bulan Juli, tim medis memvonis kanker Emma tidak akan bisa disembuhkan. Walaupun sudah menjalani radioterapi intensif, kondisi Emma malah semakin memburuk.
Bulan November, dokter memvonis Emma tidak akan bisa bertahan hidup lebih lama lagi. Dan sejak itulah pihak keluarga mulai memajukan tanggal pernikahan dari akhir November menjadi tanggal 20.
Sejak awal, Michael sudah siap menerima kenyataan bahwa istrinya akan segera meninggal dunia. Ia pertama kali bertemu Emma pada tahun 2011 lalu.
“Kami jarang menghabiskan waktu bersama karena pekerjaan saya. Natal dua tahun terakhir saya bahkan tidak bisa bersamanya karena ditugaskan di Afganistan,” ujarnya.
Saat melangsungkan pernikahan, Emma sudah berada dalam kondisi tubuh yang sangat lemah. Ia hampir tidak mampu berdiri terlalu lama dan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur.
Kini keluarga Emma bertekad untuk menggalakkan peningkatan pengetahuan masyarakat akan betapa berbahayanya kanker lidah. Walaupun lebih akrab diderita perokok dan peminum, tidak berarti orang sehat pun tidak beresiko terserang.[]