WARTABUANA – Bayangkan jika Anda tidak perlu kerja keras untuk memperoleh uang ratusan ribu rupiah per hari, dan inilah yang diwujudkan oleh Bank OpenBiome di Massachusetts, AS.
Penduduk di wilayah sekitar akan mendapatkan bayaran senilai Rp 500 ribu untuk setiap tinja yang didonasikan per harinya. Dan tidak hanya menguntungkan bagi donatur, sampel tinja ini digunakan OpenBiome untuk transplant feses, untuk melawan bakteri C. difficile.
C. difficile atau Clostridium difficile colitis adalah bakteri yang menyebabkan diare dan jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Di Amerika saja, C. difficile ini bisa menyebabkan kematian terhadap 14 ribu orang.
Transplant feses ini adalah proses dimana bakteri feses dari orang yang sehat diberikan kepada orang yang dalam keadaan sakit. Praktek ini pertama kali dipublikasikan oleh Ben Eiseman pada tahun 1958, dan sejak itu terbukti menyembuhkan mereka yang terkena infeksi C. difficile.
Tentu saja untuk menjadi donor tinja di OpenBiome bukan hal yang bisa dilakukan semua orang. Pendonor harus berada di antara usia 18-50 tahun, memiliki kesehatan pencernaan yang baik, dan mau mengunjungi laboratorium OpenBiome secara rutin.
Setidaknya dalam satu minggu pendonor harus memberikan empat specimen. Jika Anda datang lima kali dalam satu minggu, OpenBiome menambahkan bonus sebesar Rp 600 ribu.
Donor prospektif juga mendapatkan Rp 500 ribu hanya untuk dites saja. Tes yang dilakukan antara lain mengisi kuesioner detil medis, menjalani pemeriksaan tinja, dan pemeriksaan darah.
Setelah menjadi donor, Anda juga harus menjalani hidup sehat terutama dengan banyak mengkonsumsi serat. Jika pencernaan mengalami masalah, tentu saja Anda tidak bisa bergabung bersama OpenBiome.
Laboratorium ini didirikan pada tahun 2012 oleh Mark Smith, salah satu Doktor lulusan MIT. Ia melihat bagaimana pasien C. Difficile terkadang kesulitan mendapatkan feses yang sehat untuk transplant, dan dari sinilah terinspirasi untuk membuat bank feses yang berisi tinja-tinja individu sehat.
Hanya 250 miligram sampel tinja dijual kepada rumah sakit atau praktisi kesehatan independen dengan harga mencapai Rp 3 juta. Tidak heran donor feses di lab ini bisa mendapatkan bayaran cukup tinggi hanya dengan menyerahkan specimen mereka.[]