WARTABUANA – Jason Garnett (23) terbangun dari tidurnya dan mendapati penisnya tengah berada dalam keadaan ereksi. Berpikir ini adalah kondisi normal dan hanya berlangsung sementara, Jason belum merasa panik hingga ereksi ini berlangsung 17 jam lamanya!
Dalam keadaan panik, Jason akhirnya pergi ke rumah sakit untuk meminta pertolongan dokter. Ia dinyatakan mengalami kondisi priapism atau priapisme, di mana terjadi penyumbatan pada pembuluh darah di penis sehingga penis tidak dapat kembali ke kondisi semula.
Priapisme lama-kelamaan akan terasa sangat menyakitkan dan sangat berbahaya. Maka itu jika ereksi sudah terjadi lebih dari 3 jam, penderita disarankan untuk segera meminta bantuan tim medis.
Dokter terpaksa mengambil banyak darah dari bagian penis Jason dengan menggunakan selang kecil untuk mengurangi tekanan darah di area tersebut.
“Mereka menyuntikkan injeksi adrenalin ke bagian penis saya hingga 24 kali. Dan jika suntikan ini gagal, penis saya harus dioperasi agar tidak membahayakan organ dalam tubuh lainnya,” ujar Jason.
Penderita priapisme biasanya tidak akan merasakan sakit di awal ereksi, namun jika dibiarkan selama berjam-jam kondisi ini akan semakin parah. Dalam kasus Jason, ia baru berpikir untuk pergi ke rumah sakit setelah rasa sakit di penisnya tidak tertahankan lagi.
Hasilnya, dokter mengeluarkan hampir 1.5 liter darah hanya dari bagian penis Jason. Dan bahkan setelah darah dikeluarkan, penisnya masih tetap mengalami ereksi walaupun rasa sakitnya sudah berkurang. Masalah ini baru teratasi setelah suntikan adrenalin sebanyak 24 kali.
Walaupun mengaku sangat syok dan ketakutan atas kondisinya ini, Jason bahkan sempat berkelakar ketika tim dokter mengatakan suatu saat priapisme bisa kembali menyerang penisnya.
Penyebab priapisme memang tidak bisa dijelaskan dengan pasti asal-usulnya. Namun kondisi ini bisa dipicu dengan penggunaan obat anti-depresan, medikasi disfungsi ereksi, dan beberapa macam obat lainnya. []