“Ya mau bagaimana lagi? Pimpinannya begitu. Harusnya diatur tata aturan bersidang. Ini tidak ada aturan main,” katanya Kamis (2/10/2014).
Pramono bersama koalisi pendukung Jokowi-JK pun merasa kecewa dengan berlangsungnya sidang tersebut. Ia merasa aspirasi dan masukan PDI-P tidak diakomodir oleh pimpinan sidang. Alhasil, koalisi merah putih mampu menguasai kursi pimpinan DPR.
Merasa kecewa dengan aturan sidang, PDI-P, PKB, Hanura dan Nasdem akhirnya memilih Walk Out. Sejak awal, kat Pramono, sidang ini sudah diatur agar Koalisi Merah Putih bisa mengajukan paket, sementara koalisi Jokowi-JK harus gigit jari menerima kekalahan di parlemen.
“Tujuannya (sidang ini) untuk memaksakan paket yang mereka inginkan,” ujarnya.
Diketahui. dalam pimpinan tata tertib disebutkan calon ketua dan wakil ketua diusulkan oleh fraksi dalam satu paket calon pimpinan yang terdiri atas satu orang calon ketua dan empat orang calon wakil ketua dari fraksi yang berbeda. Paket tersebut dipilih secara musyawarah untuk mufakat.
Apabila sudah tercapai musyawarah mufakat, paket akan dipilih dengan pemungutan suara. Koalisi Merah Putih bersama Demokrat kompak mengajukan satu paket yang sama dengan komposisi: Ketua DPR dari Fraksi Golkar Setya Novanto, Wakil Ketua dari Fraksi Gerindra Fadli Zon, Wakil Ketua dari Fraksi Demokrat Agus Hermanto dan Wakil Ketua dari Fraksi PKS Fahri Hamzah, dan Taufik Kurniawan dari Fraksi PAN.
Karena tidak memenuhi syarat, koalisi Jokowi-JK tidak bisa mengajukan paket pimpinan DPR. Dan sidang paripurna resmi menetapkan lima orang diatas sebagai pimpinan DPR yang baru periode 2014-2019.[]