JAKARTA, WB – Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2014-2019, Jokowi-JK disebut akan banyak dihadapkan persoalan bangsa yang makin kompleks. Terlebih beberapa tahun terakhir pemerintahan SBY-Boediono meninggalkan banyak PR yang harus diselesaikan.
Oleh karenanya, tuntutan kabinet kerja yang pro rakyat dengan basis ideologi Trisakti dan landasan pemikiran Revolusi Mental harus diikuti dengan penempatan orang-orang yang tepat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Forum Silaturahmi Nasional (FSAN) memberikan pikiran kriteria kabinet dan orang-orang yang tepat.
“Dari 18 profesional di luar partai, kami lihat banyak profesional yang lahir dari lingkungan aktivis. Bahkan ketua mereka mendapatkan amanah dan dapat dibuktikan kinerjanya,” kata Koordinator FSAN, R. Adeana, kemarin.
Dari beberapa aktivis, FSAN pun mendapati beberapa nama-nama aktivis yang menonjol disamping banyak aktivis lainnya yang selama ini kuat dalam konsep dan gagasannya. Pertama, Dr. Rizal Ramli, menurutnya, Rizal yang juga mantan aktivis 78 pernah menjadi Kepala Bulog, Menkeu, Menko dan Komisaris Semen Gresik.
“Konsep dan gagasan yang kuat mengenai pembenahan Bulog, juga dikenal sebagai pemikir ekonomi pancasilais,” katanya.
Kedua, Dr. Hannibal Hamdi, dia menjelaskan, Hannibal menggagas konsep pedesaan sehat yang merupakan gagasan fundamental bagi kesehatan masyarakat yang akan melahirkan kesejahteraan. “Seiring dan sinergi dengan Revolusi Mental,” ujarnya.
Ketiga, Denny JA, kata dia, Denny merupakan salah satu pionir lahirnya lembaga survei yang kredibel dan mewujudkan era perpolitikan yang modern di Indonesia.
“Serangan last minute untuk memperkuat Jokowi dinilai banyak orang telah mengantarkan kemenangan Jokowi atas Prabowo,” kata dia menekankan.
Kemudian, Moh. Jumhur Hidayat, Jumhur saat menjabat sebagai kepala BNP2TKI dinilai telah memberikan gebrakan saat menerbitkan KTKLN, sehingga KTKLN mencegah terjadinya Human Trafficking dan mendata keberadaan TKI di luar negeri. “Dia juga pendiri ARM yang mendukung Jokowi,” lanjutnya.
Terakhir yang kelima, adalah Dipo Hamid Dipopramono yang merupakan salah satu pendiri media skala nasional. FSAN menilai, ketika Dipo menjabat sebagai Ketua KIP, banyak sekali terjadi perubahan yang positif sehinggal KIP menjadi lembaga yang bermanfaat bagi publik.
“Menurut kami nama-nama aktivis tersebut sangat profesional, teruji serta berkompeten di bidangnya,” pungkasnya. []