JAKARTA, WB – Presiden terpilih versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jokowi mengaku sudah melakukan komunikasi intensif dengan dua partai yang bakal merapat ke barisan koalisinya. Dua partai tersebut yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat.
”Saya bilang apa adanya saja ya. Kemungkinan PAN dan Demokrat,” ujar Jokowi di Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Menurut Jokowi, pihaknya memang sedang membutuhkan kekuatan baru untuk membangun koalisi yang kuat di DPR. Akan tetapi, Jokowi meminta koalisi itu dibangun tanpa syarat atau politik transaksional.
“Syaratnya hanya satu, yaitu tanpa syarat. Itu saja,” lanjut Jokowi.
Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta ini belum bisa memastikan kapan koalisi barunya akan disampaikan ke publik. Saat ini ia mengaku, timnya masih terus melakukan komunikasi dengan partai non koalisi.
Dibanding dengan koalisi merah putih yang mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Jumlah kursi partai koalisi pendukung Jokowi-JK masih kalah jauh. Secara politik, ini bisa menjadi ancaman, jika akhirnya kebijakan Jokowi selalu kalah diparlemen karena tidak didukung oleh mayoritas jumlah kursi di DPR.
Berikut rincianya ; Pasangan Jokowi-JK didukung oleh empat parpol, yakni PDI Perjuangan (18,95 persen suara pemilu legislatif, 109 kursi DPR), Partai Nasdem (6,72 persen, 35 kursi DPR), Partai Kebangkitan Bangsa (9,04 persen, 47 kursi DPR), dan Partai Hanura (5,26 persen, 16 kursi DPR). Jumlah total Jokowi-JK medapat 207 kursi DPR.
Sementara pasangan Prabowo-Hatta didukung oleh lima parpol yang lolos ke DPR, yakni Partai Gerindra (11,81 persen, 73 kursi DPR), Partai Golkar (14,75 persen, 91 kursi DPR), Partai Amanat Nasional (7,59 persen, 49 kursi DPR), Partai Persatuan Pembangunan (6,53 persen, 39 kursi DPR), dan Partai Keadilan Sejahtera (6,79 persen, 40 kursi DPR). Jumlah totalnya mendapatkan 292 kursi DPR.
Sedangkan untuk suara Partai Demokrat. Sejauh ini Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono masih menyatakan bersikap netral dalam menyikapi Pilpres 2014.[]