JAKARTA, WB – Merasa punya peranan besar dalam “mengawinkan” pasangan Calon Presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla, sebelum Pilpres 2014, saat ini ada upaya memasukkan tiga jenderal senior Polri ke dalam Kabinet Presiden Jokowi-JK.
“IPW mengungkap, dua dari tiga posisi itu adalah Menko Polhukam dan Mensesneg. Ketiga jenderal senior itu ada yang sudah pensiun dan ada yang masih aktif,” beber Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane kepada wartabuana.com, Senin (18/8/2014).
Dengan adanya gagasan memasukkan tiga jenderal senior itu, kata Neta, akan membuat tarik menarik yang kuat di lingkungan Jokowi dalam penyusunan kabinet. Akibat dari tarik- menarik itu akan membuat terjadi polarisasi dan membentu faksi-faksi.
“Sedikitnya ada tiga faksi, yakni faksi aktivis, faksi rumah transisi, dan faksi Solo Raya,” ujar pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 18 Agustus 1964 ini.
Namun dengan banyaknya faksi-faksi yang merebak itu, kata Neta, semakin menunjukkan bahwa Megawati nantinya tidak akan mampu mengintervensi Jokowi dalam penyusunan kabinet. Pasalnya Neta melihat kalau Jokowi sejauh ini punya konsep sendiri dalam pembentukan struktur kabinet yang kini tengah diujinya keberbagai pihak.
“Ada figur kuat yang sangat didengar Jokowi yang sepertinya akan berperan kuat dalam menyusun pembentukan kabinet ke depan. Dan figur ini tidak setuju, jika posisi-posisi strategi di kabinet dipegang jenderal senior Polri, seperti Menko Polhukam,” ujar Neta.
Ditambahkan pria yang pernah menjadi jurnalis ini, para jenderal purnawiran Polri yang ngebet ingin masuk ke kabinet terus berupaya bahkan sampai ke Megawati. Namun begitu, Neta tidak menyebutkan siapa-siapa nama mantan jenderal Polri itu yang ingin duduk di Kabinet.
“Gagasan masuknya jenderal senior Polri ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK menjadi fenomena yang patut dicermati,” tandas Neta. []