JAKARTA, WB – Pengamat yang juga pendukung setia Jokowi, Boni Hargens tidak keberatan dengan pilihan presiden terpilih versi KPU itu mengngkat mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono sebagai penasihat Tim Transisi.
Menurut Boni yang setiap pernyataannya selalu berada di pihak Jokowi ini, Hendropriyono layak mendapat kepercayaan itu karena paham soal intelejen.
“Saya kira Pak Hendro dipilih karena dia senior, punya rekam jejak dalam keamanan, intelijen. Politik butuh itu, butuh analisis intelijen yang kuat,” kata Boni di Jakarta, Selasa (12//8/2014).
Banyaknya pihak yang tidak sepakat dengan pilihan Jokowi menurut Boni merupakan ranah yang lain. Tudingan Hendropriyono terlibat dalam kasus pembunuhan aktivis HAM Munir, menurut Boni belum ada bukti.
“Soal rekam jejak (Hendropriyono) itu ranahnya lain. Silakan dibuktikan, kan ada ranah hukumnya. Tetapi saat ini tidak ada keputusan soal itu jadi tidak ada yang salah soal pengangkatan dia sebagai penasihat rumah transisi. Tentu Jokowi tidak percaya pada katanya, harus ada bukti kuat,” jelasnya.
Sebelumnya, Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (Kontras) menyayangkan presiden terpilih, Joko Widodo, yang mengangkat mantan Kepala BIN Letjen (Pur) AM Hendropriyono, sebagai penasihat tim transisi. Begitu juga dengahistri Munir dan putri sulung Widji Thukul yang `memprotes` sikap Jokowi yang mengistimewakan Hendropriyono.
Bagi Kontras, pengangkatan ini merupakan pengabaian terhadap semangat penegakan HAM pada pemerintahan yang baru akan dibangun.
Koordinator Kontras Haris Azhar berpendapat bahwa Jokowi sepatutnya paham dengan sejumlah kejahatan kemanusiaan di Indonesia. Salah satu kasusnya adalah Talangsari 1989 dan pembunuhan Munir yang menurutnya Hendropriyono adalah orang yang dinilai bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian tersebut. []