ZURICH, WB – Tragedi jatuhnya Malaysia Airlines (MAS) MH17 yang menewaskan 298 orang termasuk bayi dan awak pesawat di wilayah konflik perbatasan Rusia-Ukraina, kini berimbas pada nasib Rusia selaku tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2018.
Dugaan sementara jatuhnya pesawat milik pemerintah Malaysia itu akibat rudal milisi Ukraina yang pro Rusia. Kini dunia pun ikut mengecam Rusia dan Ukraina sebagai biang kerok atas tewasnya ratusan orang dalam pesawat tujuan Amsterdam-Kuala Lumpur itu.
Selaku otoritas tertinggi sepakbola dunia, FIFA juga ikut angkat suara perihal kejadian itu. Terlebih Rusia adalah tuan rumah Piala Dunia setelah Brasil.
Imbasnya, Belanda mengancam akan mundur dari partisipasinya di Piala Dunia edisi ke-21 tersebut. Apalagi, ternyata sebanyak 154 orang warga Belanda merupakan korban tewas pesawat MH17 itu.
“Sebagai badan yang mengatur sepakbola dunia, FIFA bertanggung jawab dengan serius mengatur kompetisi sepak bola dan mendukung segala upaya damai dan demokratis,” bunyi pernyataan dari FIFA.
“FIFA menyesalkan segala bentuk kekerasan yang sudah terjadi, namun akan menggunakan Piala Dunia sebagai ajang untuk saling memberikan pemahaman dan perdamaian di masyarakat. Sejarah telah menunjukkan bahwa memboikot acara olahraga bukanlah cara yang efektif untuk memecahkan suatu masalah.”
Meski demikian, FIFA berharap melalui sepakbola, bisa menjadikan semua negara terbebas dari masalah, konflik dan sebagai alat untuk menyatukan antar tim dan negara.
“FIFA yakin bahwa melalui sepak bola, khususnya Piala Dunia, bisa membuat perubahan positif di dunia, tapi sepakbola tidak dapat dilihat sebagai solusi untuk semua masalah, terutama yang berkaitan dengan politik dunia.”
“Kami telah melihat bahwa Piala Dunia bisa menjadi kekuatan untuk menuju kebaikan. FIFA yakin Piala Dunia 2018 di Rusia akan memiliki pengaruh baik bagi seluruh negara, khusunya kedua negara tersebut (Rusia dan Ukraina),” demikian pernyataan dari FIFA.[]