JAKARTA, WB – Salahsatu anggota timsukses pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, Selamat Nurdin menjelaskan, kalau timses Prabowo-Hatta saat ini masih mengandalkan data-data formal untuk melakukan gugatan ke Mahkamah konstitusi (MK).
Nurdin enggan menanggapi temuan Sekretaris Jenderal Center for Democracy And Social Justice Studies (CeDSoS) Umar Abduh yang membeberkan data penghitungan C1 dari TNI dan Polri yang dilaporkan ke Presiden SBY.
“Kita jalanin yang formal saja. Karena dari data formal itu saja, kalau kita hitung-hitung itu sangat memungkinkan Prabowo menang. Karena memang telah terjadi kecurangan sistematis dan terstruktur bahkan ada upaya penghilangan barang bukti,” ujar Nurdin saat dijumpai wartabuana.com di bilangan Talang, Kamis (24/7/2014).
Politisi yang juga ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, terkait informasi yang didapatkan oleh Umar Abduh, tak ubahnya seperti lembaga quick count, yang kerap marak beredar. Selamat hanya berharap dengan adanya bukti-bukti yang didapat oleh timses Prabowo-Hatta, untuk dapat segera diproses oleh Bawaslu, KPU sampai proses MK.
“Kami berharap di MK prosesnya akan fair. Jadi kita berharap nantinya adalah hasil pemenang versi negara dan bukan versi KPU,” tandas Nurdin.
Seperti diketahui, dalam data perolehan suara yang dibeberkan Umar mengungkapkan, pemenang pilpres 2014 adalah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebanyak 54 persen. Hal itu terungkap dari video Youtube yang diunggah Satrio Herlambang pada 21 Juli 2014, dimana fakta hasil pilpres “Real Count ” versi TNI/Polri sudah dimenangkan oleh Prabowo Subianto. []