JAKARTA, WB – Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Intra Demokrasi mengelar aksi bersama di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mereka meminta kepada komisioner KPU untuk bersikap netral dalam mengawal jalanya Pemilu Presiden 2014.
Salah satu tuntutan mereka yakni, mendesak KPU agar tidak memanipulasi data untuk kepentingan kandidat calon presiden tertentu. Dan inti poinya adalah mereka menilai jika sampai calon presiden nomor urut 2 Joko Widodo kalah dalam pertarungan Pilpres ini, mereka menuding KPU yang salah karena tidak sesuai dengan hasil quick count lembaga survei.
Di saat yang sama, koalisi Pilpres Bersih yang tergabung dalam barisan Laskar Merah Putih, (LMP) juga mengelar demo di depan Gedung KPU. Berbeda dengan Solidaritas Mahasiswa intra Demokrasi LMP justru berada dalam kubu barisan Prabowo Subianto mereka meminta meminta KPU untuk melawan segala bentuk tekanan lembaga survei yang telah memenangkan Jokowi-JK.
Akibat dari adanya dua kelompok yang berbeda kepentingan dalam menyampaikan aspirasinya. Masing-masing dari mereka sempat adu mulut. LMP meminta kepada pendukung Jokowi untuk membubarkan barisan dan sesegera mungkin meninggalkan gedung KPU. Polisi pun sempat melerai dan meminta dua kubu untuk tidak terprofokasi.
Namun, karena jumlah LMP lebih banyak dibanding dengan kubu Jokowi, akhirnya Solidaritas Mahasiswa Intra Demokrasi mengalah, dan memilih untuk mejauh dari Gedung KPU dan menyampaikan orasinya di ujung timur Gedung KPU.
Koordinator Solidaritas Mahasiswa Intra Demokrasi, Sky Ryan menyangkaan dengan sikap LPM yang menghalang-halangi mereka untuk turut menyuarakan aspirasinya. Di era demokrasi ini tidak lazim seseorang menghalangi kebebasan berpendapat. “Ini tidak lazim, dan tidak sesuai dengan semangat reformasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi,” katanya.
Diketahui, dalam Pemilu Presiden kali ini, ada dua kelompok lembaga survei yang sama-sama mengklaim telah memenangkan calon presiden Prabowo Subianto dan juga Joko Widodo. Direktur lembaga survei Indikator Politik Burhanudin Muhtadi sempat mengatakan, jika lembaga survei yang memenangkan Jokowi salah dalam menyelenggarakan quick count, maka sejatinya KPU lah yang salah. Pernyataan Burhan serentak mendapatkan respon yang negatif dari kubu Prabowo. []