JAKARTA, WB – Kepala Departemen Falsafah dan Agama Universitas Paramadina, Suratno, menilai bahwa, peta pertarungan dua calon presiden 2014 dinilainya kian hari, kian memanas. Persaingan panas itu kata Suratno, bukan lagi mengarah pada pembedahan visi-misi para capresnya, melainkan sudah mengarah pada berbagai serangan-serangan kampanye hitam dan menyinggung agama.
“Pilpres makin panas. Takdir Allah pemilu kali ini dua calon saja. Dan lumbung suara kaum muslim, sepertinya pecah pada dua kaki oleh ormas Islam Muhammadiyah dan NU,” kata Suratno dalam talk show DPD RI Perspektif Indonesia bertajuk `Lumbung Suara Prabowo-Hatta & Jokowi-JK`, Jumat (6/6/2014).
Suratno menambahkan, isu agama belakangan ini sudah menjadi senjata ampuh untuk dijadikan serangan mematikan pasangan capres lain. Dan dari dua pasangan capres tersebut, kata Suratno pasangan timses Prabowo-Hattalah yang paling banyak dihuni oleh ormas Islam.
“Timses Prabowo-Hatta paling banyak dihuni oleh kelompok islami seperti FPI, Muhammadiyah dan NU, sehingga politisasi agama secara umum lebih banyak dilakukan, dari pada timses Jokowi-JK,” ujarnya.
Lebih jauh Suratno menjelaskan, bagi timses capres yang mengkait-kaitkan dengan isu agama, jelas akan mempunyai berbagai pengaruh keraguan dimasyarakat. Pasalnya jika berbicara soal agama maka yang ada hanya akan menghasilkan isu-isu yang sensitif dan keraguan-keraguan pandangan dimasyarakat.
“Soal politisasi agama, isu agama banyak digunakan oleh capres tertentu untuk menjatuhkan capres lawan. Salahsatu contohnya adalah ucapan Amin Rais yang mengatakan pertarungan Prabowo dan Jokowi ibarat perang badar, dan itu sangat sensitif,” tandas Suratno.[]