BEIJING, 18 Maret (Xinhua) — Pesawat angkut nirawak kelas ton yang dikembangkan secara mandiri oleh China, TP1000, sukses merampungkan penerbangan perdananya di Provinsi Shandong, China timur.
Dirancang dan diproduksi oleh Yi-Tong UAV System Co., Ltd., yang berbasis di Yantai, Provinsi Shandong, pesawat itu terbang selama 26 menit pada Sabtu (15/3) di sebuah bandara di Shandong. Performanya yang stabil memvalidasi desain dan keandalannya, demikian dilaporkan Science and Technology Daily pada Senin (17/3).
Penerbangan perdana tersebut menandakan kemajuan signifikan baru bagi China di bidang alat penerbangan nirawak kelas atas.
Sebagai drone kargo besar yang dikembangkan di bawah prosedur kelaikan udara penerbangan sipil China, TP1000 menawarkan kapasitas muatan 1.000 kg, jangkauan maksimum 1.000 km saat bermuatan penuh, dan ruang kargo berkapasitas 7 meter kubik.
Dengan bobot lepas landas sebesar 3,3 ton, pesawat itu dilengkapi instalasi modular bermesin ganda, sistem kendali penerbangan multi-redundan yang dikembangkan secara mandiri, serta keunggulan dalam hal daya tahan, muatan, dan efisiensi biaya.
Secara khusus, TP1000 dilengkapi dengan sebuah pintu kargo belakang yang besar, sehingga memungkinkan airdrop cerdas untuk pengiriman material dan penyelamatan darurat dalam berbagai skenario, papar laporan itu.
“Selain mengangkut barang, TP1000 dapat dengan cepat dimodifikasi sesuai spesifikasi pelanggan seperti untuk pemantauan kelautan, eksplorasi ilmiah, pengembangan sumber daya, dan proyek infrastruktur regional berkat kinerja penerbangannya yang sangat baik, kapasitas muatannya, dan biaya operasionalnya yang lebih rendah,” kata Jin Ge, manajer umum Yi-Tong.
Tujuan Yi-Tong adalah mendapatkan sertifikasi kelaikan udara untuk TP1000 per akhir 2025, dengan operasi komersial diperkirakan akan dimulai pada 2026 setelah mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang, ujar Jin.
“Debut sukses TP1000 meningkatkan portofolio produk kami yang berpusat pada drone bersayap tetap dan drone bersayap komposit yang mampu lepas landas vertikal,” kata Jin.
Saat ini, model TP500 bersayap tetap buatan Yi Tong, dengan kapasitas muatan 500 kg, berhasil merampungkan uji coba penerbangan terhadap desainnya yang baru disertifikasi pada Februari 2025, dan memasuki tahap sertifikasi baru. Sementara itu, TR100, model inti dengan kapasitas muatan 150 kg, juga telah memasuki tahap uji coba operasi, menurut Jin.
“Dibandingkan dengan TP500, yang mengangkut 500 kg dengan jarak 500 km, TP1000 menawarkan muatan dan jangkauan yang lebih besar. Bersama-sama, keduanya akan memenuhi permintaan yang meningkat untuk logistik ketinggian rendah (low-altitude logistics),” ujarnya.
Perusahaan tersebut telah menerima 30 pesanan dari klien, termasuk ZTO Express.

Pencapaian ini sejalan dengan dorongan strategis China untuk mengembangkan ekonomi ketinggian rendahnya, yang teridentifikasi sebagai sektor pertumbuhan utama di negara itu.
Kawasan Baru Huang-Bohai Yantai menjadi pusat penelitian dan pengembangan (litbang) dan manufaktur wahana udara nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV). Kawasan ini menjadi lokasi berbagai perusahaan dan lembaga penelitian di seluruh sektor produksi drone, komponen inti, dan penerapan udara-darat-laut.
Yi-Tong telah membangun sebuah lini produksi seluas 4.000 meter persegi di kawasan baru tersebut dan memulai pembangunan sebuah taman industri UAV seluas lebih dari 20.000 meter persegi, kata Jin.
Per akhir 2025, Yi Tong bertekad mencapai kapasitas produksi tahunan sebesar 100 UAV besar, mengembangkan klaster industri pendukung hulu dan hilir guna membantu Yantai berkembang menjadi sebuah pusat industri UAV tingkat nasional, tambah Jin. Selesai