TAIYUAN, 7 Maret (Xinhua) — Pertemuan nasional “Dua Sesi”, gelaran politik tahunan yang penting di China, saat ini sedang berlangsung di Beijing, ibu kota China. Para deputi Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress/NPC) China dan anggota Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (Chinese People’s Political Consultative Conference/CPPCC) dari seluruh lapisan masyarakat datang dari seluruh penjuru negeri untuk menyumbangkan gagasan dan usulan bagi pembangunan bangsa.
Beberapa usulan berkaitan dengan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), sementara usulan lainnya berfokus pada isu-isu penghidupan seperti wajib belajar. Sejumlah usulan dari para deputi dan anggota komite telah dirilis ke publik melalui media, dengan konten-konten utama yang akan didiskusikan, disempurnakan, dan diimplementasikan.
Bagaimana para deputi memahami kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya? Bagaimana usulan-usulan ini mengubah kehidupan? Untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan ini, Harry Kurniawan, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Universitas Shanxi di Taiyuan, Provinsi Shanxi, China utara, melakukan perjalanan ke pedesaan China menjelang penyelenggaraan “Dua Sesi”. Dia bergabung dengan deputi NPC, Xu Lianhong, untuk melakukan penelitian di lapangan guna menyempurnakan usulan Xu.
Xu merupakan seorang perawat dari wilayah Zhongyang, Provinsi Shanxi. Lebih dari satu dekade yang lalu, suaminya tiba-tiba jatuh sakit dan tidak dapat bekerja, sehingga dia harus menghidupi keluarganya seorang diri. Kemandirian dan ketangguhannya menginspirasi banyak wanita di pedesaan untuk mencari pekerjaan di luar rumah. Xu kemudian meraih penghargaan sebagai “Pekerja Teladan” tingkat provinsi dan nasional serta terpilih sebagai deputi NPC dua tahun lalu.
“Para deputi dan anggota komite terdiri dari pejabat pemerintah, akademisi, dan banyak pekerja akar rumput seperti saya. Hal ini memastikan bahwa suara dari semua lapisan masyarakat terwakili,” kata Xu.
Bertahun-tahun bekerja di bidang perawatan orang lanjut usia (lansia) membuat Xu sangat menyadari tantangan yang dihadapi banyak lansia di pedesaan. Tahun ini, dia secara khusus menyiapkan usulan untuk mendorong lebih banyak lansia di pedesaan untuk pindah ke panti wreda. Proposal tersebut dibawanya ke pertemuan “Dua Sesi”.
Di Desa Wujiazhuang, wilayah Zhongyang, Harry mendampingi Xu mengunjungi rumah-rumah penduduk dan pusat perawatan lansia siang hari. Mereka bertanya tentang kebutuhan sehari-hari para lansia dan menilai kepuasan mereka terhadap layanan makanan.
“Setelah berbicara dengan Xu, saya menyadari bahwa makanan adalah masalah utama bagi para lansia yang memiliki mobilitas terbatas. Di wilayah Zhongyang, lansia berusia 70 tahun ke atas hanya membayar 2 yuan (1 yuan = Rp2.255) per hari untuk mendapatkan makanan bergizi seimbang. Hal ini sangat membuka wawasan dan patut untuk dipelajari,” kata Harry.
Di samping itu, selama enam bulan penelitian, Xu menemukan banyak lansia yang terisolasi atau menderita penyakit kronis masih harus bersusah payah melakukan tugas sehari-hari, beberapa di antaranya bahkan tidak dapat pergi ke pusat-pusat perawatan. Dia percaya masalah ini membutuhkan perhatian tambahan dari masyarakat secara keseluruhan.
“Saya mengusulkan untuk membimbing para lansia berusia 65 tahun ke atas yang memiliki keterbatasan mobilitas ke panti wreda untuk memastikan kesejahteraan mereka di kemudian hari,” kata Xu. Dia telah mendirikan sebuah panti wreda berkapasitas 200 ranjang, yang rencananya akan dibuka tahun ini.

“Saya mengagumi dedikasi Xu terhadap pekerjaannya. Dia benar-benar berupaya membantu para lansia. Selain itu, perjalanan pribadinya telah menginspirasi banyak orang untuk meninggalkan daerah pedesaan, mendapatkan penghasilan yang lebih besar, dan menjalani kehidupan yang lebih baik,” ujar Harry.
Dalam perbincangan mereka, Harry mengetahui bahwa setelah suaminya sakit, Xu mengikuti program pelatihan perawat gratis yang disponsori pemerintah, memperoleh sertifikasi profesional, dan mendapatkan pekerjaan di Beijing. Gaji bulanannya meningkat dari 5.000 yuan menjadi hampir 10.000 yuan, yang meningkatkan taraf hidup keluarganya secara signifikan. Berkat upayanya, lebih dari 100 wanita pedesaan menjadi perawat lewat jalur yang sama.
Xu menambahkan, “Sebagai deputi NPC, saya memiliki tanggung jawab untuk membantu lebih banyak orang. Tahun ini, saya juga mengajukan proposal untuk mempercepat pembangunan jalur kereta penumpang di daerah pegunungan kami. Jalur kereta ini akan memungkinkan lebih banyak penduduk di kawasan pegunungan bepergian dengan nyaman ke seluruh negeri, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.”
Pengalaman yang begitu menyeluruh di pedesaan China ini memberi Harry pemahaman langsung tentang sistem demokrasi China yang unik serta apresiasi yang lebih mendalam terhadap kebajikan tradisional China dalam membantu sesama.
“Saya berharap dapat berkontribusi bagi kemajuan masyarakat dan memberikan bantuan bagi lebih banyak orang di masa depan,” ujar Harry. Selesai