YERUSALEM, 22 Januari (Xinhua) — China mempertahankan posisinya sebagai sumber impor komoditas terbesar Israel selama lima tahun berturut-turut pada 2024, menurut data yang dirilis oleh Biro Pusat Statistik Israel pada Selasa (21/1).
Impor Israel dari China mencatatkan rekor tertinggi dengan nilainya mencapai 13,53 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.331) pada 2024, naik 19,8 persen dari 11,29 miliar dolar AS pada 2023.
Pada Desember tahun lalu, impor Israel dari China meningkat hampir dua kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilainya mencapai 2 miliar dolar AS, naik dari 1,12 miliar dolar AS pada Desember 2023.
Amerika Serikat menjadi sumber impor terbesar kedua Israel, yang memasok komoditas senilai 9,22 miliar dolar AS pada 2024. Jerman, Swiss, dan Belanda menyusul di peringkat berikutnya.
Nilai impor Israel dari Uni Emirat Arab (UEA), yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020, mencapai 2,75 miliar dolar AS pada 2024.
Di sisi lain, impor Israel dari Turkiye turun sekitar 56 persen (yoy) pada 2024, sebagian besar akibat pembatasan perdagangan timbal balik yang diberlakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara terkait konflik Israel-Hamas.
Untuk alasan yang sama, ekspor Israel ke Turkiye diperkirakan turun 61 persen pada 2024.
Amerika Serikat masih menjadi penerima terbesar ekspor Israel dengan nilainya mencapai 17,2 miliar dolar AS, disusul Irlandia dengan 3,23 miliar dolar AS, dan China dengan 2,81 miliar dolar AS. Posisi mereka diikuti oleh Belanda, Jerman, dan India. Selesai