Anak-anak Afghanistan terlihat di sebuah kamp pengungsi di Kabul, ibu kota Afghanistan, pada 4 November 2024. (Xinhua/Saifurahman Safi)
Terlepas dari tantangan pembangunan kembali, harapan yang dibawa oleh perdamaian mendorong banyak warga Afghanistan untuk pulang dan meraih kembali kehidupan di tanah air mereka.
KABUL, 18 November (Xinhua) — Dikelilingi oleh anak-anak yang bermain di tanah berdebu di sebuah kamp darurat di pinggiran Kota Kabul, Mir Hamza, seorang pengungsi yang baru saja kembali ke tanah airnya, bercerita dengan penuh kegembiraan tentang keputusannya untuk pulang ke Afghanistan. Pulihnya keamanan di tanah air mendorongnya untuk pulang, ujarnya.
“Saya begitu bahagia sampai tak mampu mengungkapkan perasaan saya. Ini adalah negara saya, dan saya dapat bergerak dengan bebas, siang dan malam, tanpa rasa takut. Tidak ada orang yang mengganggu saya,” kata Hamza, yang tinggal di Iran selama beberapa tahun sebelum pulang ke negaranya yang telah lama dilanda konflik.
Anak-anak Afghanistan terlihat di depan tenda mereka di sebuah kamp pengungsi di Kabul, ibu kota Afghanistan, pada 4 November 2024. (Xinhua/Saifurahman Safi)
Hamza, yang untuk sementara waktu tinggal di kamp darurat sebelum pulang ke kampung halamannya di Provinsi Kunduz, mengungkapkan bahwa dia membutuhkan bantuan untuk membangun kembali hidupnya. “Saya butuh bantuan untuk membangun rumah dan memulai dari awal,” ujarnya.
Namun, kemiskinan dan pengangguran dapat menghambat proses pemulihannya. “Dahulu saya memiliki rumah di Kunduz, namun rumah itu hancur saat perang. Saya perlu tanah untuk membangun rumah, dan saya butuh makanan dan pakaian,” lanjutnya, seraya menyinggung musim dingin yang akan segera tiba dan kebutuhan akan bantuan kemanusiaan yang mendesak untuk para pengungsi yang pulang ke tanah air.
Perang dan pergolakan sipil selama puluhan tahun memaksa jutaan warga Afghanistan untuk meninggalkan tanah air mereka. Banyak di antara mereka mencari perlindungan di negara-negara tetangga, Iran dan Pakistan. Sejumlah laporan mengindikasikan bahwa sekitar 1,8 juta pengungsi Afghanistan telah kembali ke negaranya selama setahun terakhir, sementara sekitar 7 juta pengungsi Afghanistan lainnya masih berada di luar negeri.
Foto yang diabadikan pada 4 November 2024 ini menunjukkan seorang anak Afghanistan di sebuah kamp pengungsi di Kabul, ibu kota Afghanistan. (Xinhua/Saifurahman Safi)
Mohammad Jan Noori, seorang pengungsi Afghanistan yang belum lama ini pulang setelah bertahun-tahun tinggal di Iran, juga mengungkapkan kepuasannya perihal peningkatan keamanan di Afghanistan. “Keamanan adalah segalanya,” kata Noori. “Kini Afghanistan adalah negara yang damai, tidak ada perang. Saya dapat menjalani hidup dengan tenang. Saya sangat gembira dapat kembali.”
Saat berbicara di luar tendanya di kamp pengungsi, Noori menceritakan berbagai tantangan yang dihadapinya untuk kembali bermukim di Afghanistan. “Saya diberi uang sebesar 27.000 afghani (1 afghani = Rp232) saat menyeberangi perbatasan di Herat. Namun, setelah membayar transportasi dan makanan, hanya tersisa 7.000 afghani,” tuturnya.
Menyadari kesulitan yang dihadapi para pengungsi yang pulang, Juru Bicara Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan Abdul Mutalib Haqqani mengatakan antara 300 hingga 350 pengungsi Afghanistan pulang dari Pakistan dan Iran setiap harinya. Melalui koordinasi dengan sejumlah organisasi bantuan, pemerintah negara itu memberikan bantuan dana tunai dan perlengkapan musim dingin kepada para pengungsi yang pulang.
Para pengungsi Afghanistan yang telah pulang ke negaranya terlihat di sebuah kamp pengungsi di Kabul, ibu kota Afghanistan, pada 4 November 2024. (Xinhua/Saifurahman Safi)
“Kami telah menetapkan 45 kota di 28 provinsi untuk mengakomodasi para pengungsi yang kembali,” kata Haqqani kepada Xinhua. “Kami menyerukan kepada badan bantuan untuk membantu membangun rumah, klinik, dan sekolah di kota-kota ini. Kami juga mendorong para pengungsi Afghanistan di luar negeri untuk pulang, karena negara ini kini sudah aman dan damai.”
Terlepas dari tantangan pembangunan kembali, harapan yang dibawa oleh perdamaian mendorong banyak warga Afghanistan untuk pulang dan meraih kembali kehidupan di tanah air mereka. [Xinhua]