JUDUL: Geliat “toko Natal terbesar di dunia” pasca pulih dari dampak pandemi
SHOOTING TIME: 30 Oktober 2024
DATELINE: 7 November 2024
DURASI: 00:04:10
LOKASI: NEW YORK, AS
KATEGORI: MASYARAKAT/EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Bronner’s Christmas Wonderland
2. Berbagai cuplikan pelanggan berbelanja di Bronner’s Christmas Wonderland
3. SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): MIKE, Penduduk Ohio
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): BOB NOBLE, Penduduk Michigan
5. SOUNDBITE 3 (Bahasa Inggris): KEN, Turis dari Kanada
STORYLINE:
Dengan penjualan yang terus meningkat, sebuah pasar Natal yang besar di Negara Bagian Michigan, yang ada di wilayah Barat Tengah (Midwestern) Amerika Serikat (AS), sedang berupaya pulih dari dampak pandemi COVID-19.
Didirikan pada 1945, Bronner’s Christmas Wonderland di Frankenmuth dibuka sepanjang tahun dan mempromosikan dirinya sebagai “toko Natal terbesar di dunia.”
Setiap tahun, pasar Natal tersebut didatangi sekitar 2 juta pelanggan yang membeli lebih dari 2 juta ornamen dan lebih dari 125.000 set lampu. Keseluruhan kompleks Bronner’s Christmas Wonderland mencakup area perbelanjaan seluas 2,2 ekar (1 ekar = 0,4 hektare), lahan lanskap seluas 27 ekar, dan area bangunan seluas 7,35 ekar.
Satu hal yang harus dihadapi oleh pasar tersebut dan para pelanggannya adalah inflasi.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): MIKE, Penduduk Ohio
“Apa yang harganya tidak lebih mahal akhir-akhir ini? Mungkin setidaknya 20 persen (lebih mahal), menurut saya.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): BOB NOBLE, Penduduk Michigan
“Jika Anda menginginkan sesuatu yang spesial, inilah tempat untuk mendapatkannya. Namun, kenaikan harga sekarang terjadi di mana-mana. (Tidak hanya di sini.) Tidak hanya di sini, di mana-mana.”
SOUNDBITE 3 (Bahasa Inggris): KEN, Turis dari Kanada
“Segalanya tampak lebih mahal.”
Toko ini sekarang bisa mempertahankan skala tahun-tahun puncaknya, dengan lebih dari 50.000 hiasan dan hadiah dijual untuk semua musim, kebutuhan, maupun anggaran. Namun, jumlah pelanggan masih belum kembali ke rata-rata tahunan sebelum pandemi yang mencapai lebih dari 2 juta orang.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari New York, AS.
(XHTV)