Warga lanjut usia (lansia) memainkan alat musik tradisional di sebuah studio musik di area permukiman Donghu di Kashgar, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, pada 22 September 2024. (Xinhua/Zhao Yusi)
BEIJING, 7 November (Xinhua) — Sistem tanggap darurat 24 jam membuat Chen (91) selalu merasa aman sepanjang hari, meski dirinya hidup seorang diri di Shanghai.
Sistem baru ini memberikan Chen, yang memilih dipanggil dengan nama belakangnya, perawatan dan ketenangan pikiran sepanjang waktu. Dia tahu bahwa dia hanya tinggal menelepon, dan bantuan akan segera tiba. “Ini sangat melegakan,” kata putranya.
Terdapat297 juta orang berusia 60 tahun ke atas di China per akhir 2023, yang mencakup 21,1 persen dari total populasi negara itu. Menurut survei, lebih dari 90 persen dari populasi warga lanjut usia (lansia) ini lebih senang menghabiskan masa tua di rumah.
Perawatan terpadu di rumah dan lingkungan berpotensi menjadi model dominan yang akan dipilih oleh warga lansia di China untuk masa tua mereka dalam satu hingga dua dekade mendatang, kata Lei Xiaoyan, seorang profesor ekonomi di Fakultas Pembangunan Nasional Universitas Peking, mengacu pada permintaan dan realitas finansial.
Merespons tren ini, Wuliqiao, tempat tinggal Chen, telah mendirikan pusat tanggap darurat 24 jam serta titik respons cepat di tiga blok kota di subdistrik tersebut, yang merupakan unit administratif yang setara dengan kota kecil di China.
Selain menangani keadaan darurat seperti cedera, jatuh, dan luka bakar, sistem ini juga menyediakan bantuan hidup sehari-hari, seperti perawatan pribadi setelah mengalami inkontinensia (ketidakmampuan menahan buang air kecil), dan orang yang akan menemani para warga lansia untuk janji temu medis bila dibutuhkan. Sebanyak 176 warga telah mendaftar untuk layanan tersebut, dan Chen adalah salah satunya.
Di Panjin, sebuah kota di Provinsi Liaoning, China timur laut, rumah Li Qinghe kini dilengkapi dengan pagar aksesibilitas, sandaran punggung yang dapat disesuaikan, dan kursi kayu yang dirancang untuk warga lansia. Di seberang kota, Wu Huanlai (86) telah menerima kursi roda, tongkat berkaki empat, dan bangku untuk memakai sepatu.
Keduanya adalah penerima tunjangan nafkah minimum. Pemerintah China berupaya untuk mendukung warganya yang paling rentan, kata para ahli.
Sebagai contoh, pemerintah Liaoning mengalokasikan dana sebesar 30 juta yuan (1 yuan = Rp2.213) pada 2023, dan juga pada 2024, untuk membantu warga lansia yang menghadapi kesulitan dalam merenovasi rumah, dengan fokus pada keamanan kamar mandi, fitur mobilitas dalam ruangan, pemantauan pintar, dan peralatan pendukung.
Hingga akhir 2023, 27.000 rumah warga lansia di provinsi itu telah direnovasi, dengan tambahan 15.000 rumah tangga diperkirakan akan menjalani upgradeper akhir tahun ini.
KELUAR DARI RUMAH
Li Xiurong (77) mengatakan bahwa pemasangan lift di gedung apartemennya telah mengubah hidupnya dengan cara yang telah lama diimpikannya.
Li tinggal di Subdistrik Longcheng, Shenzhen, yang terletak di Provinsi Guangdong, China selatan. Dia mendambakan kebebasan untuk membawa cucunya turun untuk berjalan-jalan santai dan berbelanja, tanpa takut terjatuh di tangga yang basah atau kelelahan di tengah teriknya musim panas saat menaiki delapan set tangga menuju tempat tinggalnya.
“Saya harus istirahat setelah menaiki setiap set tangga karena punggung dan lutut saya sangat sakit. Jadi saya berusaha untuk beraktivitas di dalam rumah saja dan sebisa mungkin menghindari tangga,” tuturnya.
Dengan pemasangan 395 lift baru-baru ini di Longcheng, lebih dari 30.000 orang yang tinggal di lantai atas gedung apartemen tidak perlu lagi bersusah payah untuk keluar rumah.
Para ahli mengatakan lingkungan yang mudah diakses sangat penting bagi warga lansia agar mereka dapat berpartisipasi secara penuh dan nyaman dalam kehidupan sosial. China memberlakukan undang-undang pertamanya tentang lingkungan bebas hambatan pada September 2023, yang membuat ketentuan khusus untuk pemasangan lift di lingkungan perumahan warga lansia.
Warga lansia memesan makanan di kantin lingkungan perumahan Qingshuiwan di Yinchuan, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, pada 1 Agustus 2024. (Xinhua/Zou Xinyuan)
MAKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL
Padapagi hari, Zhang Ling (87) baru-baru ini pergi ke pusat perawatan lansia di lingkungannya di Huichun, sebuah kota di Provinsi Jilin, China timur laut, untuk mendapatkan terapi pijat.
Di saat Zhang menikmati terapi pijat, suaminya Yu Chenghai (89) bermain catur China di ruangan di sebelahnya. Tawa riang terdengar menggema di dinding.
“Ruang makan di sini nyaman dan menawarkan harga yang terjangkau bagi kami,” tutur Zhang. “Lingkungannya bahkan menghadirkan pemeriksaan kesehatan langsung ke rumah kami. Saya sangat menikmati hidup saya.”
Pada 2023 saja, pemerintah provinsi menginvestasikan 100 juta yuan untuk membangun 102 pusat perawatan lansia dan 100 ruang makan di lingkungan-lingkungan perumahan di seluruh Jilin.
Hingga akhir Juni 2024, terdapat 410.000 lembaga dan fasilitas perawatan lansia di seluruh China. Ini meliputi 369.000 lembaga dan fasilitas berbasis komunitas, naik 120 persen dari jumlah yang dilaporkan pada 2019, menurut data resmi. [Xinhua]