Kendaraan militer Israel terlihat dalam penyerbuan Israel di kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarm, Tepi Barat bagian utara, pada 31 Oktober 2024. (Xinhua/Nidal Eshtayeh)
YERUSALEM, 2 November (Xinhua) — Kabinet Israel menyetujui anggaran perang 2025 pada Jumat (1/11), dengan merinci langkah-langkah yang diambil dan kenaikan pajak guna mendukung belanja militer untuk operasi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan Lebanon.
Anggaran sebesar 607,4 miliar shekel (1 shekel = Rp4.223) itu masih menghadapi tiga putaran pemungutan suara di Knesset, parlemen Israel, dengan persetujuan akhir diperkirakan akan dicapai pada akhir Januari 2025. Namun demikian, kenaikan pajak tertentu diperkirakan akan disetujui secara terpisah sebelum tenggat waktu tersebut.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menggambarkan anggaran tersebut sebagai “anggaran penstabil yang ditujukan untuk mengatasi kebutuhan perang dan tantangan signifikan yang dihadapi ekonomi Israel.”
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebutnya “anggaran yang penting, menantang, tetapi dibutuhkan di masa perang,” demikian menurut pernyataan dari kantornya.
Langkah-langkah penghematan utama meliputi menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 17 menjadi 18 persen dan membekukan rencana peningkatan pembayaran tunjangan anak.
Operasi besar-besaran Israel di Gaza dan konflik berkepanjangan dengan Hizbullah di Lebanon, yang telah berlangsung lebih dari setahun, menguras puluhan miliar shekel dari keuangan publik. Pengeluaran ini mencakup amunisi, peralatan, pemanggilan lebih dari 300.000 pasukan cadangan, dan dukungan bagi tentara maupun warga sipil yang terluka dan mengungsi. [Xinhua]