Foto yang diabadikan pada 22 Agustus 2022 ini menunjukkan logo Euro di Frankfurt, Jerman. (Xinhua/Shan Weiyi)
Sektor jasa membukukan tingkat inflasi tahunan tertinggi sebesar 3,9 persen, tidak berubah dari level yang tercatat pada September, menurut kantor statistik Uni Eropa (UE).
BRUSSEL, 1 November (Xinhua) — Inflasi tahunan zona euro diperkirakan akan mencapai 2 persen pada Oktober 2024, naik dari 1,7 persen pada September, menurut sebuah proyeksi cepat yang dirilis oleh Eurostat pada Kamis (31/10).
Sektor jasa membukukan tingkat inflasi tahunan tertinggi sebesar 3,9 persen pada Oktober, tidak berubah dari level yang tercatat pada September, menurut kantor statistik UE tersebut.
Bert Colijn, seorang ekonom senior di perusahaan jasa keuangan dan perbankan ING, mencermati bahwa tingkat inflasi naik sedikit lebih tinggi dari proyeksi pada Oktober. Kenaikan ini terutama didorong oleh kenaikan harga-harga energi dan makanan.
Makanan, alkohol, dan tembakau membukukan inflasi tahunan sebesar 2,9 persen, naik dari 2,4 persen yang tercatat pada September. Harga-harga energi, meski masih mengalami penurunan, mencatat kontraksi yang lebih lambat pada Oktober, turun 4,6 persen dibandingkan dengan penurunan 6,1 persen pada September.
Botol-botolwinedipajang di sebuah supermarketdi Brussel, Belgia, pada 31 Mei 2024. (Xinhua/Zhao Dingzhe)
Inflasi untuk barang-barang industri nonenergi menunjukkan kenaikan tipis, dari 0,4 persen pada September menjadi 0,5 persen pada Oktober.
Di antara negara-negara anggota UE, Belgia mencatat tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) tertinggi, yakni sebesar 4,7 persen, naik dari 4,3 persen yang tercatat pada September, diikuti Estonia sebesar 4,5 persen. Sebaliknya, Slovenia membukukan tingkat inflasi terendah 0 persen, sementara Lithuania dan Irlandia melaporkan tingkat inflasi 0,1 persen pada Oktober.
Di negara-negara perekonomian besar, tingkat inflasi Jerman mencapai level 2,4 persen pada Oktober, naik dari 1,8 persen yang tercatat pada September. Inflasi Prancis berada di level 1,5 persen, sementara Spanyol membukukan inflasi 1,8 persen.
Colijn mengaitkan kenaikan inflasi di zona euro dengan penguatan pasar kerja. Sebuah laporan terpisah dari Eurostat, yang juga dirilis pada Kamis, menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di zona euro mencapai 6,3 persen pada September, yang menandai “level terendah dalam sejarah sejak zona euro didirikan pada 1999,” ungkap Colijn.
Konsumen berbelanja di sebuah supermarket di Berlin, ibu kota Jerman, pada 3 April 2024. (Xinhua/Ren Pengfei)
Meskipun ada sinyal-sinyal positif seperti laporan pada Rabu (30/10) mengenai angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih tinggi, “kami melihat perekonomian zona euro yang masih kesulitan untuk rebound, dengan data PDB kuartal ketiga menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat daripada yang sebenarnya terjadi yang disebabkan oleh faktor-faktor temporer,” ujar Colijn. Dia melanjutkan bahwa prospek ekonomi yang tidak stabil ini membuat Bank Sentral Eropa, European Central Bank (ECB), kemungkinan harus mengambil sejumlah keputusan sulit terkait potensi pemangkasan suku bunga. [Xinhua]