Wisatawan mengunjungi Angkor Wat di Provinsi Siem Reap, Kamboja, pada 10 Februari 2024. (Xinhua/Sao Khuth)
PHNOM PENH, 2 Oktober (Xinhua) — Sebanyak 699.850 wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Taman Arkeologi Angkor yang terkenal di Kamboja dalam sembilan bulan pertama tahun ini, naik 29,7 persen dibandingkan 539.561 wisman pada periode yang sama tahun lalu, seperti diungkapkan dalam sebuah pernyataan pers pada Selasa (1/10).
Taman kuno ini meraup pendapatan sebesar 32,5 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.204) dari penjualan tiket selama periode Januari-September 2024, naik 30 persen dari sekitar 25 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu, menurut pernyataan dari Angkor Enterprise, badan usaha milik negara Kamboja.
Lima negara yang menyumbang jumlah pengunjung terbanyak ke taman arkeologi ini adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Korea Selatan, dan China, menurut laporan tersebut.
Pada September saja, situs ini dikunjungi 47.993 wisman, menghasilkan pendapatan sebesar 2,18 juta dolar AS. Angka tersebut masing-masing naik 16,9 persen dan 17,4 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, kata pernyataan itu.
Foto tak bertanggal yang diabadikan menggunakan droneini menunjukkan lokasi restorasi kuil Phnom Bakheng di Provinsi Siem Reap, Kamboja.
Terletak di Provinsi Siem Reap, Kamboja barat laut, Taman Arkeologi Angkor seluas 401 km persegi ini merupakan rumah bagi 91 kuil kuno, yang dibangun sejak abad kesembilan hingga abad ke-13.
Taman tersebut, yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada 1992, merupakan tujuan wisata paling populer di negara Asia Tenggara tersebut.
Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Kementerian Pariwisata Kamboja Top Sopheak mengatakan bahwa Bandar Udara Internasional Angkor Siem Reap yang diinvestasikan oleh China, yang mulai resmi beroperasi secara komersial pada November 2023, turut membantu menarik lebih banyak wisman untuk mengunjungi situs itu.
“Pertukaran antarmasyarakat Kamboja-China pada 2024 juga membantu mendorong lebih banyak wisatawan China untuk mengunjungi Kamboja, termasuk Taman Arkeologi Angkor,” katanya kepada Xinhua. [Xinhua]