BEIJING, Kota-kota besar di China seperti Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen melakukan penyesuaian kebijakan real estat mereka, dengan sejumlah langkah yang diluncurkan untuk menggenjot pasar properti setempat.
Kota Guangzhou di Provinsi Guangdong, China selatan, mencabut pembatasan pembelian properti, sebuah langkah baru bagi kota tingkat pertama itu untuk lebih mengoptimalkan pasar real estatnya.
Mulai Senin (30/9), persyaratan untuk membeli rumah tidak akan lagi ditinjau dan tidak akan ada pembatasan jumlah rumah yang dapat dibeli oleh keluarga dan individu lajang dengan atau tanpa registrasi rumah tangga setempat di kota tersebut, menurut sebuah surat edaran yang dikeluarkan oleh kantor umum pemerintah kota itu pada Minggu (29/9) malam waktu setempat.
Di Shanghai, rasio uang muka minimum untuk hipotek komersial perorangan akan diturunkan dari 20 persen menjadi 15 persen untuk pembelian rumah pertama, dan dari 35 persen menjadi 25 persen untuk rumah kedua, menurut sebuah surat edaran yang dikeluarkan pada Minggu.
Bank-bank komersial akan diarahkan untuk menurunkan suku bunga hipotek yang berlaku saat ini guna mengurangi lebih lanjut pengeluaran bunga hipotek bagi para pembeli rumah. Pembatasan terkait persyaratan pembelian rumah akan dilonggarkan lebih lanjut di beberapa lokasi tertentu di Shanghai. Langkah-langkah baru ini akan mulai berlaku mulai Selasa (1/10).
Pada Minggu yang sama, Kota Shenzhen di Provinsi Guangdong mengumumkan sejumlah langkah seperti menurunkan rasio uang muka dan mengoptimalkan pembatasan pembelian rumah di distrik tertentu.
Langkah-langkah terbaru itu diambil menyusul pertemuan Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) pada Kamis (26/9), yang menggarisbawahi perlunya upaya-upaya untuk membalikkan penurunan pasar real estat dan menstabilkan pasar. [Xinhua]