NANNING, Di area pameran negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam ajang China-ASEAN Expo ke-21, sejumlah besar pengunjung berkumpul di sekitar stan produk kopi dari berbagai negara dan mempelajari tentang asal-usul serta harga kopi-kopi tersebut. Beragam kopi dapat dijumpai di area itu, mulai dari kopi Mandailing, kopi Luwak, kopi Saigon, dan lain-lain. Aroma semerbak kopi yang disajikan gratis untuk pengunjung pun memenuhi ruangan, menggugah para pencinta kopi untuk mencicipi beragam cita rasa kopi yang unik.
Memasuki area pameran Indonesia, tulisan “Kopi Luwak” langsung mencuri perhatian. Sebagai salah satu produk kopi unggulan Indonesia, proses produksi dan pengolahan biji kopi yang diambil dari sisa-sisa kotoran luwak ini pun mengundang rasa ingin tahu. Di stan kopi merek Indonesia John Andrew, beberapa pengunjung muda mengendus biji kopi luwak dalam botol sampel sambil membaca buku panduan pengenalan perusahaan.
“Saya sudah lama mendengar tentang kopi Luwak Indonesia. Karena proses produksinya yang unik, saya sempat ragu untuk mencobanya. Tetapi kali ini, ketika saya mencium biji kopi kotoran musang luwak asli ini, saya pikir rasanya cukup enak, jadi saya ingin membeli dua kotak untuk mencobanya,” kata seorang pengunjung.
Dibandingkan dengan merek-merek Indonesia seperti Kopi Kapal Api dan Kopiko yang telah beroperasi di pasar China selama bertahun-tahun, John Andrew merupakan wajah baru di pasar kopi China. Arifudin Djaja, yang mempromosikan merek tersebut di stannya, mengatakan kepada wartawan bahwa perusahaan itu berharap dapat mempromosikan kopi Indonesia berkualitas tinggi melalui platform pameran ini, dan, jika bertemu dengan distributor yang cocok, mereka berharap dapat memasuki pasar China.
Tidak jauh dari stan Indonesia terdapat stan Vietnam. Di sana, kopi Saigon menarik banyak pengunjung untuk mampir dan mencari tahu serta mencicipinya. Huang Yu merupakan agen penjualan kopi Vietnam di Paviliun Vietnam dalam pameran kali ini. Ini menjadi kali kedua dirinya berpartisipasi dalam pameran China-ASEAN Expo.
“Produk kopi kami terutama menargetkan kelompok konsumen dan pasar kelas menengah dan kelas atas, dan produk ini digemari oleh banyak anak muda,” kata Huang Yu. Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas kopi Vietnam di kalangan konsumen domestik terus meningkat, dan ruang pasar secara bertahap meluas. “Banyak konsumen yang mengakuinya setelah mencicipinya. Pameran ini telah menarik banyak pembeli untuk menegosiasikan kerja sama.”
Dalam beberapa tahun terakhir, durian Asia Tenggara juga telah berhasil mendapatkan popularitas di China, dan beberapa perusahaan kopi bahkan memilih untuk memadukan kopi dan durian. Kopi durian Musang King yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan makanan Malaysia, Green Naturecare Food Manufacturer, telah digemari banyak pengunjung. Staf penjualan perusahaan tersebut mengatakan perusahaannya telah memproduksi dan menjual kopi jenis ini di Malaysia untuk sementara waktu, dan volume penjualannya cukup bagus. “Kami berharap konsumen China juga akan menyukai kopi dengan rasa baru ini,” imbuhnya.
Dengan peningkatan perdagangan yang berkesinambungan antara China dan ASEAN, semakin banyak kopi Asia Tenggara yang memasuki pasar China. Perkembangan ini memberikan lebih banyak pilihan produk baru bagi para pencinta kopi di China.
“Saya sudah mencicipi banyak kopi dari negara-negara ASEAN hari ini, dan favorit saya adalah kopi Laos. Kopinya dicampur dengan susu kental manis, dan rasanya sangat gurih,” ujar Wu Ming, seorang pengunjung dari Guangxi. [Xinhua]