HEFEI, Menurut perkiraan, misi pertahanan pertama China terhadap asteroid dekat-Bumi (near-Earth asteroid/NEA) sekitar tahun 2030 akan dapat mengamati asteroid secara lebih dekat, kemudian menumbuk asteroid tersebut untuk mengubah orbitnya, demikian menurut seorang insinyur utama di industri antariksa negara tersebut.
Cetak biru untuk pertahanan China terhadap asteroid ini melibatkan dua wahana antariksa, yakni sebuah penumbuk (impactor) dan sebuah pengamat (observer),yang diluncurkan ke luar angkasa menggunakan satu roket, kata Tang Yuhua, wakil kepala perancang Misi Chang’e-7 pada Kamis (5/9).
Wahana pengamat akan terlebih dahulu bergerak mengelilingi asteroid kecil yang menjadi target untuk melakukan pendeteksian, kemudian akan memandu wahana penumbuk dari jarak jauh yang akan menabraknya. Setelah tumbukan kinetik terjadi, wahana pengamat selanjutnya akan melakukan pengawalan terhadap asteroid yang telah berubah orbit tersebut, ujar Tang.
Pada September 2022, wahana antariksa NASA menabrak sebuah asteroid dalam uji coba yang disebut DART untuk melindungi Bumi jika ada ancaman tumbukan asteroid. Sekitar dua pekan kemudian, NASA mengonfirmasi bahwa misi DART telah mengubah gerakan asteroid itu.
Tumbukan potensial antara asteroid dekat-Bumi dengan Bumi merupakan ancaman besar bagi pembangunan berkelanjutan umat manusia dalam jangka panjang, dan penelitian serta pengembangan teknologi pertahanan merupakan inisiatif penting untuk mendorong pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia di luar angkasa.
Laboratorium Eksplorasi Luar Angkasa Dalam (Deep Space Exploration Lab/DSEL) saat ini sedang melakukan kampanye global untuk menghimpun usulan lebih banyak lagi tentang rencana desain dan pemodelan pertahanan terhadap asteroid, termasuk pemilihan target, desain orbit, dan solusi spesifik.
“Kami dengan tulus menantikan partisipasi aktif Anda, mengintegrasikan kreativitas dan ide-ide Anda ke dalam bidang-bidang ini,” tutur Wu Weiren, selaku direktur jenderal DSEL, di dalam surat undangannya. [Xinhua]