JUDUL: Survei sebut pemimpin daerah di Jepang skeptis soal upaya negara atasi penurunan angka kelahiran
SHOOTING TIME: Rekaman terbaru
DATELINE: 3 September 2024
DURASI: 00:00:47
LOKASI: Tokyo
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan suasana jalan di Tokyo
2. Berbagai cuplikan anak-anak dan orang tua di Tokyo
STORYLINE:
Gubernur dan wali kota di seluruh Jepang menyuarakan skeptisisme yang meluas tentang kemampuan negara tersebut untuk dapat membalikkan penurunan angka kelahiran per 2030, tunjuk sebuah survei terbaru yang dilakukan media setempat.
Meski pemerintah telah mengambil “langkah-langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya” untuk mengatasi tantangan ini, termasuk meningkatkan tunjangan anak dan jatah cuti orang tua, 79 persen responden mengungkapkan keraguan bahwa upaya ini akan menghasilkan peningkatan signifikan, demikian menurut survei yang diadakan oleh kantor berita nasional Kyodo.
Menurut Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang, total tingkat kesuburan, yang memperkirakan rata-rata jumlah anak yang akan dimiliki seorang wanita semasa hidupnya, mencapai rekor terendah di angka 1,20 pada 2023, padahal tingkat kesuburan harus mencapai angka 2,07 untuk mempertahankan populasi. Pemerintah telah melabeli periode hingga 2030 sebagai “kesempatan terakhir” untuk membalikkan tren penurunan tersebut.
Dalam survei itu, 23 responden mengatakan “tidak yakin” tingkat kesuburan akan meningkat per 2030 nanti, sementara 56 persen lainnya juga memberikan jawaban negatif. Hanya 2 persen dari para pemimpin daerah yang disurvei yakin bahwa kenaikan tingkat kesuburan akan terjadi.
Survei tersebut menyoroti seruan untuk penyusunan kebijakan yang lebih komprehensif dari strategi-strategi yang ada saat ini, termasuk dukungan finansial pemerintah untuk menyediakan makanan sekolah dan biaya medis gratis, seperti dilansir Kyodo pada Minggu (1/9).
Para responden juga menekankan perlunya mengatasi peningkatan jumlah individu yang tidak menikah, yang mengindikasikan bahwa dukungan harus diberikan kepada keluarga yang memiliki anak untuk mengatasi berbagai tantangan sosial yang mendasarinya.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Tokyo.
(XHTV)