Seorang warga desa membuat bordir di rumahnya di Desa Basha yang terletak di wilayah Congjiang, Prefektur Otonom Etnis Miao dan Dong Qiandongnan, Provinsi Guizhou, China barat daya, pada 16 Agustus 2024. (Xinhua/Long Jianrui)
GUIYANG, 21 Agustus (Xinhua) — Jiao Hongxiu (39), seorang wanita etnis Miao, baru-baru ini memenangkan sebuah penghargaan seni dan desain internasional untuk karyanya.
“Menciptakan karya yang berakar pada budaya etnis kami yang juga dapat ‘berdialog’ dengan dunia memberi saya kepercayaan diri yang lebih besar dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya takbenda,” ungkap Jiao dengan bangga saat membicarakan pencapaiannya.
Dalam ajang FA International Frontier Innovative Art and Design Competition (divisi China) ketiga, Jiao mengirimkan dua ilustrasi fesyen yang terinspirasi dari bordir Miao. Karyanya menonjol di antara lebih dari 13.000 karya yang masuk, sehingga membuatnya meraih penghargaan emas dan perunggu dalam kategori profesional.
Karya yang memenangkan penghargaan emas itu, yang diberi nama “Journey of Splendor”, secara kreatif menafsirkan ulang pola-pola bordir tradisional Miao berupa manusia, bunga, dan burung ke dalam bentuk geometris.
Dengan memasukkan estetika desain modern, Jiao memadukan budaya bordir Miao dengan elemen-elemen kontemporer, yang secara gamblang menggambarkan kehidupan masyarakat Miao yang dinamis saat ini.
“Meskipun seluruh karya ini menggabungkan konsep desain modern, skema warna dan desain pola seluruhnya terinspirasi oleh bordir Miao, yang merupakan jiwa dari karya ini,” ujar Jiao.
Provinsi Guizhou di jantung China barat daya memiliki sumber daya budaya etnis yang melimpah. Bordir Miao telah diakui sebagai bagian dari batch pertama warisan budaya takbenda nasional China.
Jiao dibesarkan di Desa Luomian di Lushan, Kota Kaili, Provinsi Guizhou. Sejak usia muda, Jiao melihat sang ibu mewarnai kain, menyulam, dan menjahit pakaian, sehingga minatnya pada bordir Miao maupun warisan budaya takbenda lainnya semakin besar dan mendalam.
Dengan gelar sarjana di bidang desain seni, Jiao selalu memiliki hasrat yang besar terhadap budaya etnis. Dia tidak pernah lelah mencari platform yang lebih besar untuk mempromosikan bordir Miao dan warisan budaya takbenda lainnya, dengan tujuan untuk melestarikan kerajinan tangan tradisional ini.
Dalam satu dasawarsa terakhir, Jiao mendedikasikan dirinya bagi pelestarian dan pengembangan warisan budaya dengan melanjutkan pelatihan profesionalnya di universitas, mengunjungi berbagai desa etnis untuk berkonsultasi dengan para pewaris warisan budaya, menjalankan sebuah toko budaya dan kreatif, dan pada akhirnya mendirikan perusahaannya sendiri.
“Kecintaan masyarakat terhadap produk kerajinan tangan etnis menunjukkan pasar yang luas untuk kerajinan tradisional ini. Namun, kesenjangan dalam pergantian generasi di antara para pewaris bordir Miao juga menyoroti tugas yang menantang dalam pelestarian dan pewarisan budaya etnis ini,” ujar Jiao.
Pada 2018, Jiao mendirikan sebuah perusahaan budaya dan kreatif yang berfokus pada pengembangan bakat dalam kerajinan etnis tradisional dan mengembangkan produk yang berkaitan untuk dijual.
Setiap tahun, Jiao menyelenggarakan berbagai tur studi dan tim penelitian, dan dia telah diundang untuk melakukan sesi pelatihan di berbagai daerah. Hingga saat ini, dia telah melatih lebih dari 700 orang.
“Selain mengajari semua orang cara menguasai bordir dan keahlian lainnya, saya berharap dapat membawakan desain dan konsep kreatif yang baru. Sembari melestarikan bordir Miao, kami juga dapat merambah dunia fesyen dengan lebih baik,” tambah Jiao.
Di studionya, Jiao tidak hanya menampilkan pakaian etnis khusus kelas atas, namun juga berbagai produk sehari-hari yang menggabungkan elemen-elemen budaya takbenda seperti bordir dan batik. “Bordir Miao sangat serbaguna; dapat berfungsi sebagai dekorasi klasik untuk pakaian etnis atau sebagai sentuhan modis bagi produk sehari-hari seperti bantal, tas, sepatu, dan topi,” jelas Jiao.
“Pelestarian warisan budaya takbenda seperti bordir Miao tidak hanya membutuhkan pemeliharaan hakikat aslinya, namun juga memadukannya dengan estetika kontemporer,” ujar Liu Rui, kepala Kantor Bordir Perak di Kota Kaili.
“Dengan menggabungkan keahlian tradisional dengan lini produksi digital dan pintar, kami dapat mengintegrasikan seni ini dengan lebih baik ke dalam kehidupan sehari-hari dan tren fesyen,” tambah Liu. [Xinhua]