Mantan anggota Korps Pemuda Unit 731, Hideo Shimizu, diwawancarai di rumahnya di Prefektur Nagano, Jepang, pada 12 Januari 2023. (Xinhua/Li Guangzheng)
Kunjungan Hideo Shimizu ke China, yang menurut rencana pada 12 hingga 15 Agustus, akan menjadi pertama kalinya dia kembali ke Harbin sejak perang. Pria tersebut berencana menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga korban perang.
TOKYO, 9 Juli (Xinhua) — “Saya selalu ingin pergi ke China untuk mendoakan mereka yang telah meninggal dan meminta maaf kepada keluarga mereka,” kata Hideo Shimizu, seorang veteran Jepang yang pernah bertugas di pasukan perang kuman Jepang yang terkenal kejam selama Perang Dunia II.
Mantan anggota Korps Pemuda Unit 731 yang berusia hampir 94 tahun itu menyampaikan hal tersebut dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini yang digelar di Kota Iida, Prefektur Nagano, Jepang tengah.
Shimizu akan mengunjungi China pada Agustus mendatang, kembali ke tempat asal kenangan yang membebani seumur hidupnya, yaitu kompleks unit bakteriologi Jepang yang luas di Kota Harbin, China timur laut. Di sana, ribuan warga sipil China dan tawanan perang Sekutu dibunuh sejak akhir 1930-an hingga akhir perang tersebut, dan saat ini menjadi Museum Bukti Kejahatan Perang Unit 731 Tentara Kekaisaran Jepang.
Tujuh puluh sembilan tahun yang lalu, Shimizu menghabiskan lebih dari empat bulan di Harbin sebagai bagian dari kelompok terakhir anggota Korps Pemuda Unit 731. Pada 14 Agustus 1945, dia melarikan diri dari China bersama pasukan Jepang.
Dia teringat pemandangan mengerikan yang disaksikannya selama berada di Harbin, melihat ruangan-ruangan yang dipenuhi dengan berbagai organ tubuh manusia, termasuk spesimen janin dalam berbagai tahap perkembangan, dan diperintahkan untuk mengumpulkan tulang-belulang para tahanan yang digunakan sebagai kelinci percobaan.
Foto dari udara yang diabadikan menggunakan dronepada 25 Januari 2024 ini memperlihatkan orang-orang yang sedang mengantre untuk mengunjungi Ruang Pameran Bukti Kejahatan yang Dilakukan oleh Unit 731 Tentara Kekaisaran Jepang di Harbin, Provinsi Heilongjiang, China timur laut. (Xinhua/Xie Jianfei)
“Meskipun saya berhasil melarikan diri kembali ke Jepang, gambaran-gambaran itu masih menghantui saya. Saya tidak mengerti mengapa tentara Jepang bahkan tidak mengampuni anak-anak,” kata Shimizu.
Setelah kembali ke Jepang, Shimizu menyimpan pengalamannya untuk dirinya sendiri, bahkan tidak menceritakannya kepada keluarga sampai beberapa dekade kemudian pada 2016, saat dia secara terbuka mengungkapkan identitasnya sebagai mantan anggota Korps Pemuda Unit 731.
Sejak saat itu, dia mendedikasikan dirinya untuk mengungkap kejahatan Unit 731 dan mengedukasi masyarakat tentang kebenaran sejarah.
“Saya ingin lebih banyak lagi anak muda mengetahui kebenaran tentang Unit 731 dan kekejaman masa perang yang dilakukan oleh tentara Jepang,” kata pria tua itu, yang dijadwalkan akan berpartisipasi dalam acara peringatan perdamaian di Universitas Waseda via tautan video pada bulan ini nanti.
“Meskipun ada begitu banyak kekejaman, pemerintah Jepang tidak menunjukkan penyesalan. Saat ini, Jepang masih ingin berpura-pura bahwa sejarah yang brutal itu tidak pernah ada,” kata Shimizu dalam konferensi pers. “Saya berharap tidak akan pernah ada perang lagi dan sejarah tragis seperti itu tidak akan pernah terulang kembali.”
Orang-orang mengunjungi Ruang Pameran Bukti Kejahatan yang Dilakukan oleh Unit 731 Tentara Kekaisaran Jepang di Harbin, Provinsi Heilongjiang, China timur laut, pada 25 Januari 2024. (Xinhua/Xie Jianfei)
Kisah langsung dari Shimizu sangat menyentuh hati banyak orang Jepang yang cinta damai. Setelah mengetahui keinginan Shimizu untuk kembali ke bekas lokasi Unit 731, beberapa kelompok masyarakat secara sukarela menggalang dana untuk membantunya mewujudkan keinginannya. Para donatur meninggalkan pesan seperti, “Saya mengagumi keberanian Anda,” dan “Saya terkejut mendengar tentang kunjungan Anda ke China, tetapi saya juga percaya bahwa itu adalah keputusan yang berani. Saya harap Anda dapat memenuhi keinginan Anda.”
Kunjungan Shimizu dimungkinkan oleh kampanye penggalangan dana yang telah melampaui target awal 600.000 yen (1 yen = Rp101), dan telah mencapai 750.000 yen pada 4 Juli.
Menurut laporan media setempat, kunjungan Shimizu ke China, yang menurut rencana pada 12 hingga 15 Agustus, akan menjadi pertama kalinya dia kembali ke Harbin sejak perang. Di sana, dia berencana untuk bertemu dengan direktur museum dan menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga korban perang. [Xinhua]