BEIJING, China mencatatkan penurunan jumlah kasus narkoba dan terdakwa yang terlibat dalam delapan tahun terakhir, tren yang oleh pengadilan tertinggi di negara tersebut pada Selasa (25/6) dikaitkan dengan beratnya hukuman terhadap tindak kejahatan semacam itu.
Pada 2023, lembaga peradilan di seluruh negara itu menyelesaikan 33.401 kasus narkoba di tingkat pertama, yang menghasilkan putusan efektif secara hukum terhadap 49.603 individu, masing-masing menandai penurunan sebesar 10,41 persen dan 11,7 persen, dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Mahkamah Agung Rakyat (Supreme People’s Court/SPP).
Hampir 11.000 di antaranya dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun atau lebih pada 2023, mencatatkan tingkat penjatuhan hukuman berat sebesar 22,12 persen, kata lembaga peradilan tersebut, seraya menambahkan bahwa angka itu 14 poin persentase lebih tinggi dibandingkan seluruh kasus tindak kejahatan yang dijatuhi hukuman selama periode tersebut.
Pada hari yang sama, Kejaksaan Agung Rakyat (Supreme People’s Procuratorate/SPP) China juga melaporkan tren penurunan jumlah kasus narkoba yang ditangani oleh pihak kejaksaan secara nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Kejaksaan di China menyetujui penangkapan lebih dari 61.000 individu yang terlibat dalam tindak kejahatan narkoba antara Januari 2023 dan Mei 2024, turun 14 persen secara tahunan (year on year), dan menuntut 65.000 lainnya, merosot 33 persen.
Data itu dirilis oleh pihak berwenang menjelang peringatan Hari Internasional Melawan Penyalahgunaan Narkoba dan Perdagangan Gelap (International Day Against Drug Abuse and Illicit Trafficking), yang tahun ini jatuh pada Rabu (26/6).
SPP menyatakan bahwa gabungan pemanfaatan internet dan layanan pengiriman ekspres telah menjadi saluran penting bagi tindak kejahatan narkoba.
Menjalin kerja sama dengan sejumlah otoritas lainnya, termasuk Biro Pos Negara dan Kementerian Keamanan Publik, SPP pada Mei 2023 meluncurkan operasi khusus selama enam bulan yang menargetkan berbagai aktivitas pengiriman barang ilegal.
Data menunjukkan bahwa kejaksaan di seluruh negara itu menuntut lebih dari 2.100 individu yang diduga melakukan perdagangan narkoba lewat layanan pengiriman ekspres pada tahun lalu.
SPP menyampaikan bahwa organ-organ kejaksaan akan terus mengintensifkan upaya memerangi tindak kejahatan narkoba, sembari menyoroti perlunya pencegahan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan zat adiktif baru di kalangan pemuda di negara tersebut. [Xinhua]