JUDUL: Pengungsi di Kenya sulap lahan gersang jadi oasis pertanian untuk tingkatkan ketahanan pangan
SHOOTING TIME: 19 Juni 2024
DATELINE: 20 Juni 2024
DURASI: 00:02:14
LOKASI: KAKUMA, Kenya
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Kamp Pengungsi Kakuma
2. Berbagai cuplikan para petani bekerja di Kamp Pengungsi Kakuma
3. SOUNDBITE 1 (Bahasa Swahili): ABDULAZIZ LUGAZO, Pengungsi dari Somalia
4. Berbagai cuplikan pertanian di Kamp Pengungsi Kakuma
5. SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): NANDURI SATEESH, Kepala Sub-Kantor UNHCR-Kenya di Kakuma
6. Berbagai cuplikan pertanian di Kamp Pengungsi Kakuma
STORYLINE:
Terletak di jantung wilayah barat laut Kenya yang gersang, sebuah transformasi sedang terjadi di Kamp Pengungsi Kakuma. Tempat yang dulunya tandus dan tidak layak huni itu kini menjadi oasis pertanian yang berkembang pesat, berkat keuletan dan tekad para pengungsi.
Abdulaziz Lugazo (42), pengungsi Somalia yang juga ayah tiga orang anak, sedang menyiangi tanaman sayurannya, menantikan panen yang melimpah di Kakuma.
Kamp Pengungsi Kakuma merupakan kamp terbesar kedua di negara itu yang menampung sekitar 288.000 pengungsi dari berbagai negara termasuk Sudan Selatan, Ethiopia, Burundi, dan Republik Demokratik (RD) Kongo.
Selama bertahun-tahun, para pengungsi ini telah menghadapi tantangan untuk membudidayakan pangan di lingkungan kamp yang ekstrem.
Melalui tekad kuat dan pemikiran inovatif, Abdulaziz dan rekan-rekan sesama pengungsi mengubah lahan yang dulunya tandus menjadi oasis pertanian yang subur dengan memanfaatkan sumber air bawah tanah yang berada hanya 4,5 meter di bawah permukaan tanah.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Swahili): ABDULAZIZ LUGAZO, Pengungsi dari Somalia
“Kami memulai dengan sekitar 1,2 hektare lahan, kemudian bertambah 0,8 hektare dan 1,6 hektare, dengan total mencapai 3,6 hektare, kami menggunakan sumur bor yang dangkal. Kami memperoleh lebih banyak lahan lagi, hingga saat ini kami memiliki 8,9 hektare lahan di komunitas kami.”
Saat masa panen, lahan pertanian Abdulaziz ramai dikunjungi pembeli dari daerah perkotaan untuk membeli hasil panen para pengungsi, yang sangat diminati baik di kamp maupun di kota-kota terdekat.
Nanduri Sateesh, Kepala Sub-Kantor UNHCR di Kakuma, Kenya, mengatakan bahwa para pengungsi terdorong untuk bercocok tanam guna meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): NANDURI SATEESH, Kepala Sub-Kantor UNHCR-Kenya di Kakuma
“Kami mendukung para pengungsi untuk mendapatkan pelatihan dan keterampilan, dan juga menyediakan peralatan agar mereka dapat secara produktif memanfaatkan lahan yang telah diberikan kepada mereka.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kakuma, Kenya.
(XHTV)