Roket Long March-5, yang mengangkut wahana antariksa Chang’e-6, lepas landas dari landasan peluncurannya di Situs Peluncuran Antariksa Wenchang di Provinsi Hainan, China selatan, pada 3 Mei 2024. (Xinhua/Administrasi Luar Angkasa Nasional China)
BEIJING, 2 Juni (Xinhua) — Wahana Chang’e-6 milik China mendarat di sisi jauh Bulan pada Minggu (2/6) pagi waktu setempat, dan akan mengumpulkan sampel dari medan yang jarang dieksplorasi tersebut untuk kali pertama dalam sejarah manusia, demikian diumumkan Administrasi Luar Angkasa Nasional China (China National Space Administration/CNSA).
Didukung oleh satelit relai Queqiao-2, kombinasi wahana pendarat (lander)-pendaki (ascender) Chang’e-6 berhasil mendarat di area pendaratan yang telah ditentukan di Cekungan Kutub Selatan-Aitken (South Pole-Aitken/SPA).
Chang’e-6 terdiri dari wahana pengorbit (orbiter), pembawa pulang (returner), pendarat, dan pendaki. Sejak diluncurkan pada 3 Mei 2024, Chang’e-6 telah melewati berbagai tahap seperti perpindahan Bumi-Bulan, pengereman di dekat Bulan, pengorbitan Bulan, dan penurunan untuk pendaratan. Kombinasi wahana pendarat-pendaki tersebut memisahkan diri dari kombinasi pengorbit-pembawa pulang pada 30 Mei, kata CNSA.
Lokasi pendaratan berada di kawah tumbukan yang dikenal sebagai Cekungan Apollo, yang terletak di dalam Cekungan SPA. Pilihan itu dibuat karena nilai potensial Cekungan Apollo untuk eksplorasi ilmiah, serta kondisi area pendaratan, termasuk kondisi komunikasi dan telemetri serta sifat datar medan, jelas Huang Hao, seorang ahli antariksa dari China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC).
Huang menambahkan bahwa medan di sisi jauh Bulan lebih berbatu daripada sisi dekatnya, dengan lebih sedikit area datar yang berkesinambungan. Namun, Cekungan Apollo relatif lebih datar dibanding daerah lain di sisi jauh, yang menunjang manuver pendaratan.
Setelah mendarat, wahana tersebut dijadwalkan untuk menyelesaikan pengambilan sampel dalam waktu dua hari. Wahana itu telah mengadopsi dua metode pengambilan sampel Bulan, yang meliputi penggunaan bor untuk mengumpulkan sampel bawah permukaan dan pengambilan sampel di permukaan menggunakan lengan robot.
Menurut Jin Shengyi, ahli antariksa lain dari CASC, tim pengembangan wahana Chang’e-6 telah terlebih dahulu membangun laboratorium simulasi untuk memastikan kelancaran proses pengambilan sampel.
Para anggota tim akan membuat replika skala penuh dari area pengambilan sampel berdasarkan hasil eksplorasi Chang’e-6 terhadap lingkungan, distribusi batuan, dan kondisi tanah Bulan di sekitar lokasi pendaratan. Dengan menggunakan simulasi ini, mereka akan mengembangkan dan memverifikasi strategi pengambilan sampel dan prosedur kontrol peralatan guna memastikan akurasi perintah.
Karena hambatan di Bulan, periode jendela komunikasi Bumi-Bulan di sisi jauh Bulan, bahkan dengan bantuan layanan satelit relai Queqiao-2, masih lebih pendek daripada di sisi dekat. Oleh karena itu, waktu pengambilan sampel Chang’e-6 akan dikurangi menjadi sekitar 14 jam, alih-alih 22 jam yang diterapkan oleh pendahulunya, Chang’e-5.
Untuk menghemat waktu dan meningkatkan efisiensi, tim pengembangan membuat proses pengambilan sampel menjadi lebih pintar, memungkinkan Chang’e-6 untuk menjalankan perintah dan membuat penilaian secara mandiri guna mengurangi interaksi Bumi-Bulan, kata Jin.
Misalnya, setelah stasiun darat di Bumi mengirimkan perintah, wahana itu akan menjalankan program yang sesuai dengan serangkaian tindakan, kemudian menggunakan data waktu nyata (real-time) yang dikumpulkan oleh sensor untuk mengevaluasi apakah instruksi tersebut dijalankan dengan baik atau tidak, bekerja secara mandiri dalam lingkaran tertutup tanpa komando yang dikirim oleh stasiun darat di Bumi untuk setiap tindakan.
Sekitar 1.000 perintah dikirim selama seluruh proses pengambilan sampel Chang’e-5. Untuk Chang’e-6, jumlahnya diperkirakan akan dikurangi menjadi sekitar 400 perintah. [Xinhua]