Anak-anak bermain di kota kuno Kashgar, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, pada 5 Februari 2024. (Xinhua/Cai Zengle)
CHONGQING, 30 Mei (Xinhua) — Sejumlah cendekiawan dan pakar mengenai isu-isu terkait Xinjiang asal China, Jepang, dan negara-negara lain mengapresiasi kemajuan komprehensif Xinjiang dan pencapaiannya yang signifikan dalam perkembangan hak asasi manusia (HAM).
Berbicara dalam sebuah simposium internasional pada Rabu (29/5) yang membahas kontra-terorisme, deradikalisasi, dan perlindungan HAM, para pakar dan cendekiawan tersebut juga mengungkapkan bahwa praktik Xinjiang telah memberikan kontribusi besar bagi tata kelola HAM global.
“Pencapaian Xinjiang dalam perlindungan HAM telah diakui secara luas,” ujar Erkin Samsak, profesor di Fakultas Hukum Universitas Xinjiang, dalam simposium tersebut, yang digelar di Southwest University of Political Science and Law di Chongqing, China barat daya.
Erkin Samsak menambahkan bahwa Xinjiang telah memberikan rencana praktik yang lebih ilmiah, layak, dan konkret bagi dunia, khususnya dalam hal pengembangan HAM di tingkat lokal dan menjaga keseimbangan antara hak dan kebebasan individu serta kolektif.
“Sejak 2012, Xinjiang telah berfokus dalam penghormatan dan perlindungan hak-hak kelangsungan hidup dan pembangunan masyarakat dari semua kelompok etnis. Pendekatan holistik yang menggabungkan langkah-langkah hukum, peradilan, ekonomi, budaya, pendidikan, mata pencaharian, dan ketenagakerjaan telah mendorong kemajuan sosial dan ekonomi yang substansial di Xinjiang. Hal ini mengarah pada masyarakat yang harmonis dan stabil,” katanya.
Murata Tadayoshi, profesor kehormatan di Universitas Nasional Yokohama di Jepang, menyangkal klaim Barat tentang “genosida” terhadap masyarakat Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang, dengan merujuk pada data sensus.
Murata menuturkan bahwa populasi Uighur meningkat dari 8,35 juta menjadi 11,62 juta orang dari tahun 2000 hingga 2020, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 1,67 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan 0,83 persen untuk populasi-populasi etnis minoritas di China pada periode yang sama.
Sementara itu, Liu Haichao, profesor di Fakultas Politik dan Hubungan Internasional dan Institut Studi Asia Tengah Universitas Lanzhou, menilai bahwa perkembangan HAM di Xinjiang terbilang komprehensif, dengan serangkaian kebijakan di tingkat mikro yang efektif dan kemajuan-kemajuan yang signifikan dalam berbagai bidang HAM.
“Kemajuan HAM di Xinjiang merupakan cerminan dari perkembangan ekonomi dan sosial yang pesat di China bagian barat. Kemajuan ini telah membawa kehidupan yang damai dan sejahtera bagi lebih dari 20 juta orang dari berbagai kelompok masyarakat etnis di daerah tersebut,” tutur Liu. [Xinhua]