Foto yang diabadikan pada 18 Desember 2023 ini memperlihatkan lokasi pembangunan Alamein Downtown Towers Project di New Alamein City, Mesir. (Xinhua/Sui Xiankai)
“Jika kita membandingkan hubungan Arab-China pada 2004 dan 20 tahun kemudian, kita akan menemukan perbedaan yang sangat signifikan. Tentu saja, Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra juga berkontribusi pada pertumbuhan ini,” kata Magdy Amer, mantan deputi menteri luar negeri Mesir.
KAIRO, 29 Mei (Xinhua) — Hubungan antara China dan dunia Arab telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya berkat kolaborasi di bawah payung Forum Kerja Sama China-Negara-Negara Arab selama dua dekade terakhir, seperti dikatakan mantan duta besar (dubes) Mesir untuk China kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
“Jika kita membandingkan hubungan Arab-China pada 2004 dan 20 tahun kemudian, kita akan menemukan perbedaan yang sangat signifikan. Tentu saja, Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) juga berkontribusi pada pertumbuhan ini,” kata Magdy Amer, yang juga mantan deputi menteri luar negeri (menlu) Mesir.
Pernyataan tersebut muncul beberapa hari sebelum Konferensi Tingkat Menteri ke-10 Forum Kerja Sama Negara-Negara Arab, yang akan digelar di Beijing pada Kamis (30/5).
Sejak pembentukan Forum Kerja Sama China-Negara-Negara Arab pada 2004, pertumbuhan yang luar biasa telah terjadi dalam perdagangan, investasi, pariwisata, serta penerbangan langsung antara kedua belah pihak, kata Amer.
China telah menjadi mitra dagang terbesar negara-negara Arab selama bertahun-tahun. Volume perdagangan antara kedua belah pihak mencapai 398 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.095) pada 2023, dibandingkan dengan 36,7 miliar dolar AS yang tercatat pada 2004, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri China.
Foto yang diabadikan pada 18 Desember 2023 ini memperlihatkan bangunan hunian D01 (kiri) bagian dari Alamein Downtown Towers Project di New Alamein City, Mesir. (Xinhua/Sui Xiankai)
“Forum ini pada awalnya merupakan keputusan politik dari kedua belah pihak, yang menjadi dasar yang memungkinkan peningkatan semua hubungan komersial, ekonomi, budaya, pariwisata, dan hubungan lainnya,” ujar mantan duta besar Mesir ini, seraya memuji bahwa forum ini telah menempatkan hubungan Arab dan China di jalan yang benar.
Pada gelaran KTT China-Negara-Negara Arab pertama di Riyadh pada Desember 2022 lalu, Presiden China Xi Jinping menyerukan untuk membina komunitas China-Arab yang lebih dekat dengan masa depan bersama.
Proposal tersebut “didasarkan pada prinsip-prinsip perdamaian dan pembangunan, yang merupakan tujuan tertinggi China dan negara-negara Arab,” ujar diplomat kawakan Mesir itu.
BRI yang diusulkan oleh China pada 2013 juga “memberikan dorongan yang sangat besar terhadap kerja sama antara negara-negara Arab dan China” dan secara signifikan berkontribusi dalam mempromosikan hubungan China-Arab, imbuh Amer, seraya mengutip proyek Kawasan Bisnis Terpadu (Central Business District/CBD) di Ibu Kota Administratif Baru Mesir dan Alamein Downtown Towers Project di New Alamein sebagai contoh.
“Pembentukan forum pada 2004 dan kemudian peluncuran BRI pada 2013 merupakan dua faktor kunci yang bersama-sama mendorong hubungan Arab- China ke tingkat yang sangat berbeda,” kata mantan deputi menlu Mesir itu kepada Xinhua. [Xinhua]