Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan upacara penyambutan resmi untuk Presiden China Xi Jinping di St. George’s Hall di Kremlin di Moskow, Rusia, pada 21 Maret 2023. (Xinhua/Xie Huanchi)
Saat ini, hubungan antara Rusia dan China sudah mencapai tingkat tertingginya dalam sejarah, dan meskipun terdapat situasi internasional yang menantang, hubungan tersebut terus berkembang, kata Putin.
MOSKOW, 15 Mei (Xinhua) — Menjelang kunjungan kenegaraan selama dua hari ke China, yang dimulai pada Kamis (16/5), Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dalam sebuah wawancara tertulis dengan Xinhua bahwa Rusia dan China mendukung kemakmuran kedua negara melalui perluasan kerja sama yang setara dan saling menguntungkan di bidang ekonomi dan budaya.
Dalam wawancara tersebut, Putin menekankan bahwa koordinasi kebijakan luar negeri antara kedua negara mendorong terciptanya tatanan dunia multipolar yang adil, yang menopang keberhasilan masa depan koordinasi kemitraan strategis komprehensif Rusia-China untuk era baru.
Putin menyoroti bahwa hubungan Rusia-China saat ini melampaui ideologi dan merupakan pilihan strategis yang dibuat secara independen oleh kedua negara terlepas dari situasi politik. Pilihan ini didasarkan pada kepentingan bersama yang luas, rasa saling percaya yang mendalam, dukungan publik yang kuat, dan persahabatan yang tulus antara rakyat kedua negara. Kedua negara bersama-sama berkomitmen untuk menjaga kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan.
“Dalam arti yang lebih luas, kami bekerja untuk berkontribusi pada pembangunan serta kemakmuran Rusia dan China dengan meningkatkan kerja sama ekonomi dan kemanusiaan yang setara dan saling menguntungkan, serta memperkuat koordinasi kebijakan luar negeri demi membangun tatanan dunia multipolar yang adil. Semua ini adalah kunci keberhasilan masa depan koordinasi kemitraan strategis komprehensif kami untuk era baru,” kata Putin.
Dia menekankan bahwa kemitraan antara Rusia dan China selalu didasarkan pada kesetaraan dan rasa saling percaya, saling menghormati kedaulatan, dan mempertimbangkan kepentingan satu sama lain. Presiden Xi Jinping, seorang pemimpin yang bijaksana dan visioner, memainkan peran khusus dan penting dalam pengembangan hubungan bilateral, imbuhnya.
“Kami pertama kali bertemu pada Maret 2010, kami juga terus bertemu dan menelepon satu sama lain secara rutin sejak saat itu. Presiden Xi mempertahankan gaya komunikasi yang menghormati, ramah, terbuka, dan pada saat yang sama juga efisien,” kata Putin, seraya menambahkan bahwa setiap pertemuan tidak hanya merupakan dialog antara teman lama tetapi juga merupakan pertukaran pandangan yang bermanfaat mengenai agenda bilateral dan internasional.
Putin mengingat kembali bahwa pada 2013, Presiden Xi memilih Rusia sebagai tujuan pertama kunjungan kenegaraannya sebagai kepala negara China. Setelah terpilih kembali sebagai presiden China pada Maret tahun lalu, kunjungan kenegaraan pertamanya kembali dilakukan ke Rusia. Keduanya menghabiskan hampir lima jam bersama, mengadakan pembicaraan mendalam empat mata, kemudian dilanjutkan dengan acara resmi satu hari yang bersifat substantif.
“Tingkat kemitraan strategis yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kedua negara menentukan pilihan saya untuk menjadikan China sebagai negara pertama yang akan saya kunjungi setelah pelantikan resmi sebagai presiden Federasi Rusia,” ujar Putin menegaskan.
Dia menyebut bahwa persahabatan dan kerja sama yang mendalam dan sudah berlangsung lama antara rakyat Rusia dan China telah membentuk salah satu pilar terpenting dalam hubungan bilateral. Saat ini, hubungan antara Rusia dan China sudah mencapai tingkat tertingginya dalam sejarah, dan meskipun terdapat situasi internasional yang menantang, hubungan tersebut terus berkembang, imbuhnya.
Putin menekankan bahwa tahun ini merupakan tahun yang istimewa bagi kedua negara, mengingat bahwa bulan Oktober menandai peringatan 75 tahun berdirinya Republik Rakyat China, yang merayakan momen bersejarah penting tersebut dengan pencapaian yang luar biasa.
Sebagai sahabat lama dan dapat diandalkan, Rusia menyambut baik pencapaian China, katanya, seraya menambahkan bahwa selama tiga perempat abad, kedua negara telah menempuh jalan yang panjang dan terkadang sulit, sehingga dapat menarik pelajaran dari berbagai tahap hubungan mereka.
Saat ini, mereka menyadari bahwa keunggulan yang saling melengkapi menyuntikkan momentum yang kuat ke dalam pengembangan hubungan bilateral yang komprehensif dan cepat, katanya. [Xinhua]