Seorang ahli kaligrafi dari Vietnam menulis di Kuil Sastra dan Akademi Kekaisaran di Hanoi, Vietnam, pada 4 Februari 2024. (Xinhua/Hu Jiali)
HANOI, 22 Maret (Xinhua) — Vietnam diperkirakan akan mengalami transisi dari kategori aging society (populasi dengan persentase warga lanjut usia di atas 7 persen) menjadi aged society (populasi dengan persentase warga lanjut usia di atas 14 persen) per 2038 mendatang, menurut Kementerian Kesehatan Vietnam.
Per tahun ini, Vietnam akan memiliki lebih dari 21 juta warga lanjut usia, yang mencakup hampir 20 persen dari total populasi, demikian dilansir oleh Vietnam News Agency pada Kamis (21/3).
Jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas mencapai 11,9 persen dari total populasi pada 2019. Per 2050, angka tersebut diperkirakan akan meningkat hingga lebih dari 25 persen.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa Vietnam membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk mengalami transisi dari aging societymenjadi aged society, sementara negara-negara maju lainnya memerlukan waktu lebih lama, yakni sekitar satu abad.
Kementerian tersebut mengutip para ahli yang mengatakan bahwa penuaan populasi di Vietnam memicu krisis tenaga kerja. Sektor industri dan jasa akan kesulitan mendapatkan sumber daya manusia yang cukup, berpotensi menurunkan produktivitas tenaga kerja, daya saing, dan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut Lektor Kepala Ta Minh Tuan, wakil presiden di Akademi Ilmu Sosial Vietnam, Vietnam seharusnya tidak hanya menganggap penuaan populasi sebagai sebuah risiko.
Penuaan populasi harus dianggap sebagai faktor yang akan menciptakan peluang besar bagi pembangunan berkelanjutan melalui keterlibatan aktif dari warga lanjut usia. Berkat pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya keuangan mereka, warga lanjut usia dapat menjadi agen dan sumber daya penting dalam masyarakat untuk berkontribusi aktif terhadap pembangunan sosial ekonomi, keluarga, dan masyarakat, paparnya. [Xinhua]