Foto dari udara yang diabadikan pada 22 April 2023 ini menunjukkan LHAASO di wilayah Daocheng, Provinsi Sichuan, China barat daya. (Xinhua/Jin Liwang)
BEIJING, 29 Februari (Xinhua) — Bidang-bidang terdepan seperti ilmu hayati, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ilmu kuantum, astronomi, dan energi menjadi sorotan pada Kamis (29/2) ketika National Natural Science Foundation of China (NSFC) merilis 10 kemajuan sains teratas yang dicapai China pada 2023.
Penggunaan model AI untuk meningkatkan ketepatan dalam meramalkan cuaca menjadi sorotan dalam daftar tahunan itu.
Model Pangu Huawei menunjukkan presisi tinggi dibandingkan dengan metode prediksi numerik konvensional untuk prakiraan cuaca, yang dapat memakan waktu mulai dari satu jam hingga satu pekan. Selain itu, kecepatan prediksinya sangat mengesankan, yakni 10.000 kali lebih cepat daripada metode konvensional.
Kemajuan lainnya dalam daftar tersebut yakni spektrum energi yang tepat untuk radiasi sinar gamma berenergi tertinggi dari semburan sinar gamma paling terang yang pernah diamati hingga saat ini, yang ditangkap oleh Large High Altitude Air Shower Observatory (LHAASO) milik China, sebuah observatorium sinar kosmik di ketinggian.
Dalam ilmu hayati, daftar tersebut mencakup bagaimana elemen-elemen tertentu yang berasal dari virus di dalam genom kita terbangun dan berkontribusi pada proses penuaan; bagaimana mesin pengurai(unzipping machine) DNA bekerja; bagaimana cahaya menekan metabolisme gula darah; integrasi tepat dari sekuens DNA yang besar di dalam genom tanaman; serta penemuan jam biologis yang “berwujud” di dalam otak dan sebuah gen kunci pada tanaman yang dapat secara substansial meningkatkan hasil panen dari tanah alkali.
Kemajuan-kemajuan tersebut juga mencakup perpanjangan waktu penyimpanan informasi kuantum dan proses reaksi kimia dalam baterai lithium-belerang.
NSFC merupakan sumber pendanaan utama di China untuk penelitian dasar dan eksplorasi frontier. Lebih dari 2.100 pakar, termasuk 430 lebih akademisi asal China, memberikan suara pada hasil itu.
Sekitar 45 persen peneliti yang terlibat dalam studi tersebut berusia di bawah 45 tahun, yang menunjukkan bahwa para ilmuwan muda telah menjadi kekuatan pendorong dalam penelitian dasar China, menurut NSFC.
Sejumlah perusahaan seperti Huawei dan Qi-Biodesign Biotechnology turut berkontribusi dalam beberapa pencapaian tersebut. Hal itu mencerminkan semakin pentingnya peran perusahaan dalam bidang inovasi.
Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, NSFC mengumumkan langkah-langkah baru untuk memperluas pendanaan bagi mahasiswa yang berprestasi guna melakukan proyek percontohan penelitian dasar, dan menawarkan pendanaan jangka panjang bagi para peneliti unggul dengan nilai maksimum hampir 30 juta yuan (1 yuan = Rp2.185) untuk kurun waktu 15 tahun.
Lembaga itu juga berkomitmen membentuk dana global untuk proyek-proyek sains yang melibatkan kolaborasi antara ilmuwan China dan luar negeri. Selain itu, mereka akan memberikan dukungan kepada ilmuwan luar negeri untuk bekerja di China dalam jangka panjang, dalam upaya membangun sebuah platform untuk kerja sama internasional dalam penelitian dasar. [Xinhua]