Seorang wanita mengunjungi sebuah ekshibisi budaya China di pusat pameran Porte de Versailles di Paris, Prancis, pada 2 Mei 2023. (Xinhua/Gao Jing)
Diharapkan selama 60 tahun ke depan China dan Prancis akan bekerja sama untuk memperkuat hubungan bilateral mereka, mendorong dunia multipolar, dan berkontribusi pada perdamaian serta stabilitas global.
BEIJING, 28 Januari (Xinhua) — Tahun 2024 menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik China-Prancis. Hubungan itu telah melewati berbagai tantangan dan telah memberi manfaat bagi kedua negara serta dunia secara keseluruhan.
Sejarah unik hubungan China-Prancis membentuk “semangat China-Prancis” yang menampilkan kemandirian, saling pengertian, berpandangan ke depan, saling bermanfaat, dan kerja sama yang saling menguntungkan, seperti yang dikatakan oleh Presiden China Xi Jinping pada Kamis (25/1) dalam sebuah pidato video di sebuah resepsi di Beijing dalam rangka merayakan 60 tahun hubungan diplomatik tersebut.
Dimulainya hubungan diplomatik antara China dan Prancis enam dekade lalu menandai sebuah momen penting dalam hubungan internasional. Dengan kebijaksanaan dan keberanian yang luar biasa, ChairmanMao Zedong dan Jenderal Charles de Gaulle membuka pintu untuk pertukaran dan kerja sama antara China dan Barat, yang membawa harapan bagi dunia di tengah Perang Dingin.
Sejak saat itu, terlepas dari perbedaan sistem sosial, latar belakang sejarah, dan budaya, China dan Prancis secara konsisten menunjukkan rasa saling menghormati, terlibat dalam pembelajaran timbal balik, dan memupuk kerja sama yang didasarkan pada prinsip menemukan kesamaan sambil mengesampingkan perbedaan. Kemitraan mereka yang langgeng berfungsi sebagai model hidup berdampingan secara damai dan saling menguntungkan.
Dalam enam dekade terakhir, hubungan China-Prancis telah menandai berbagai pencapaian bersejarah.
Prancis adalah negara besar pertama di Barat yang meresmikan hubungan diplomatik dengan China, yang menjadi katalisator pergeseran ke arah dialog dan kerja sama global.
Mulai dari merintis rute udara sipil perdana antara China dan Barat hingga memulai usaha patungan untuk menjajaki pasar pihak ketiga, inisiatif-inisiatif terobosan ini mencontohkan “semangat China-Prancis” yang langgeng dan dampak transformatifnya pada hubungan bilateral.
Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, mantan perdana menteri Prancis Laurent Fabius mengatakan bahwa China dan Prancis sama-sama berkomitmen terhadap kemerdekaan serta multilateralisme dan perdamaian.
“Kami tidak menginginkan kebijakan blok, dengan berbagai risiko konflik yang ditimbulkannya,” ujar Fabius.
![](https://cdn.wartabuana.com/wp-content/uploads/2024/01/view-bA2vLa.jpeg)
Seorang tamu mencicipi minuman beralkohol Kweichow Moutai dari China dalam pameran Wine Paris & Vinexpo Paris di Paris, Prancis, pada 13 Februari 2023. (Xinhua/Gao Jing)
Dengan panduan “semangat China-Prancis”, kerja sama ekonomi dan pertukaran perdagangan antara kedua negara menjadi lebih dekat. Prancis menjadi mitra dagang terbesar ketiga bagi China sekaligus sumber investasi terbesar ketiga secara riil di Uni Eropa. China merupakan mitra dagang terbesar Prancis di Asia dan ketujuh terbesar di dunia.
Pesawat Airbus buatan Prancis yang beroperasi di China telah meningkat menjadi lebih dari 2.100 unit, menurut situs web resmi perusahaan tersebut, yang mewakili lebih dari 50 persen pasar pada akhir kuartal pertama 2023. Sementara itu, konsumen Prancis semakin menyukai ponsel, kendaraan listrik, dan produk-produk lainnya dari China.
Pertukaran budaya dan antarbangsa juga mencapai titik tertinggi baru ketika China pada 1 Desember tahun lalu mengumumkan bahwa negara itu akan menerapkan kebijakan bebas visa selama 15 hari bagi pengunjung jangka pendek Prancis ke China, dan Prancis kemudian juga mengumumkan bahwa pemegang gelar pascasarjana (magister) dari China yang pernah menempuh pendidikan di Prancis dapat menerima visa selama lima tahun.
Langkah-langkah seperti itu pasti akan meningkatkan pertukaran budaya antara dua peradaban Timur dan Barat tersebut.
![](https://cdn.wartabuana.com/wp-content/uploads/2024/01/view-6PUAht.jpeg)
Musisi China dan Prancis berpartisipasi dalam sebuah konser untuk merayakan Tahun Baru Imlek di Pusat Kebudayaan China di Paris, Prancis, pada 25 Januari 2023. (Xinhua/Tang Ji)
ChairmanKelompok Persahabatan Prancis-China dari Majelis Nasional Prancis Eric Alauzet mengatakan bahwa 60 tahun kebersamaan antara Prancis dan China akan menjadi fondasi untuk mengembangkan hubungan selama enam dekade ke depan.
Saat ini, dunia sedang berada pada momen yang sangat krusial. China dan Prancis harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip diplomatik bersama mereka sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka bertanggung jawab untuk memetakan arah bersama menuju perdamaian, keamanan, kemakmuran, dan kemajuan manusia.
Diharapkan selama 60 tahun ke depan China dan Prancis akan bekerja sama untuk memperkuat hubungan bilateral mereka, mendorong dunia multipolar, dan berkontribusi pada perdamaian serta stabilitas global. [Xinhua]