Oleh: *Hery Wihasnanto, SE, MM
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya.
Berawal dari ngobrol bareng dengan para senior-senior SOKSI, belajar, berorganisasi, berteman, bersahabat dengan berbagai kalangan lintas generasi dengan berbagai pemikiran yang memerlukan kajian masa depan dan studi akademik akhirnya muncul Ide menuliskan sedikit-demi sedikit menyisakan waktu dalam menuangkan pemikiran bagi Generasi Muda Milenial (Y) sehingga bisa meningkatkan produktivitas, motivasi diri dan karya tulis sebagai Putra Bangsa yang sudah tertuang dalam Undang-Undang dasar 1945 Pasal 28. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tertulis.
Bangsa yang mandiri, maju, adil dan makmur tidak bisa lepas dari fenomena Pembangunan Nasional. Dengan memasuki era globalisasi yang diperkuat keadaan Demografi ditengah bencana yang melanda seluruh Dunia yaitu 2019-2021 kemarin terjadinya pandemic covid-19 ditambah juga dengan adanya ledakan perubahan teknologi yang sudah diramalkan oleh Peter Diamandis dengan teori 6D’s Exponential Growth dimana semua area yang terpengaruh oleh transformasi menuntut perubahan yang signifikan. Untuk itu perlu dipersiapkan peningkatan produktivitas sumber daya manusia yang sejalan dengan tujuan negara.
Mengarah pada transformasi pemimpin yang mencerminkan karakter generasi milenial dalam menghadapi revolusi industri 4.0 serta melihat perkembangan teknologi semakin pesat dan maju, masyarakat dunia tidak hanya memanfaatkan kemajuan teknologi bahkan terjadi transformasi persaingan knowledge based competition yang bersumber dari asset-aset tanggibel menjadi intangible asset. dan juga fasilitas pengembangan Pendidikan dan Riset. Teknologi juga dimanfaatkan sebagai alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan semuanya dituntut untuk dapat terus menerus meningkatkan produktivitas, kompetensi, dan efisiensi kerjanya agar dapat terus-menerus menggapai keberlangsungan hidup yang akan berdampak pada kelangsungan hidup secara keseluruhan yang merupakan landasan penting dalam Kontitusi Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 bunyi pasal 27 ayat 2 dimana setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian.
Bagi generasi muda khususnya generasi milenial (y) dan generasi centenial (z) tidak boleh lepas dari pelaku sejarah dunia, bahwa kita sadar sebagai warga negara Indonesia harus melihat kembali kepada tujuan utama negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alinea keempat serta Pancasila sebagai dasar negara yang fundamental yang harus melekat didalam diri setiap insan manusia. sebagai generasi muda generasi milenial (y), menyoroti hal tersebut manusia diberikan akal pikiran yang sehat dan cerdas dalam melihat kondisi negara dari masa ke masa dari tahun ke tahun atau periode ke periode yang mana tidak boleh takabur, oleh karena bangsa yang cerdas pasti akan membangun sistem kelembagaan yang secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas hidup hubungan dengan Sang Pencipta (Hablum Minallah), hubungan dengan sesama (Hablum Minannas), hubungan dengan alam (Hablum Minal ‘Alam). dengan begitu tidak bisa dipungkuri adanya saling keterkaitan yang merupakan khalifah di muka bumi karena manusia sebagai pelaku bukan pemilik.
Bicara sejarah berarti bicara masa lalu dan masa depan, tentu masa lalu merupakan ilmu pengetahuan, proses pembelajaran, hasil serta evaluasi masa lalu yang mendasar dan fundamental di masyarakat oleh karena itu, Saya sebagai kader muda soksi lainnya seyogaya-nya generasi sebelumnya dan generasi sekarang perlu adanya lintas generasi Sinerji-Berkolaborasi, kenapa karena perkembangan zaman menuntut untuk beradaptasi pada Era Industri 4.0 dan Bonus Demografi. Bonus Demografi rate tahun 2020-2035 dimana bonus demografi jumlah penduduknya mencapai 270 Juta Jiwa (11,56 % Gen Baby Boomer, 21,88 % Gen X, 25,87 % Gen Milenial, 27,94 % Gen. Z). dimana usia produktif (15-64 tahun) akan mencapai 70% dari total penduduk dan usia nonproduktif (dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) hanya 30%. sumber data BPS 2020. oleh karenanya apalabila Bonus Demografi bisa didayagunakan akan menjadi berkah tetapi apabila tidak bisa didayagunakan menjadi musibah.
Dalam perjalanan proses pembelajaran hidup saya bahwa saya yang merupakan kader muda soksi yang berada saat ini jabatannya sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pakar SOKSI yang Ketua nya di pimpin oleh yaitu Prof. Dr. H. Bomer Pasaribu, SH, SE, MS beliau selain guru/fasilitator saya dan juga sebagai Guru Besar IPB, Guru Besar juga dibeberapa Perguruan Tinggi yang selalu mensuport untuk terus belajar belajar disegala bidang kehidupan yang disebut dengan Learning Ecosystem Society (Sekolah, Perguruan Tinggi, Masyarakat, Perusahaan, Pemerintah, Politik, Rumah Tangga) dan terus berkarya. dan selain saya posisi sebagai kader muda di soksi sayapun kegiatannya sebagai akademisi Dosen Muda di Fakultas Ekonomi dengan jabatan fungsional Lektor dan alhamdulilah sudah tersertifikasi sebagai Dosen Nasional home base-nya disalah satu Universitas cukup lumayan tua usianya yaitu di Universitas Krisnadwipayana. dan saat inipun saya sedang proses studi S3 di Perguruan Tinggi UPI-YAI.
Jujur saya pribadi prihatin melihat keadaan situasi ini menyoroti dari sisi Generasi, dan dari sisi Pendidikan nilai & moral bahwa dua hal tersebut harusnya sudah menjadi tolak ukur, menjadi bagian yang mendasar (roh) dalam jiwa tiap insan manusia. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI). merupakan sejarah dan pelaku sejarah dari Generasi ke Generasi.[]
*Penulis adalah Wakil Sekretaris Dewan Pakar SOKSI