JUDUL: Harga di pasar di Rafah melonjak seiring masuknya semakin banyak pengungsi Gaza
SHOOTING TIME: 7/8 Desember 2023
DATELINE: 9 Desember 2023
DURASI: 00:02:10
LOKASI: Gaza
KATEGORI: POLITIK/MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan suasana Kota Rafah
2. STANDUP (Bahasa Inggris): SANAA KAMAL, Reporter Xinhua
3. Berbagai cuplikan Kota Rafah
4. Berbagai cuplikan kamp pengungsi Maghazi
5. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): Penduduk Gaza
6. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): MOHAMED SABBAH, Penduduk Gaza
7. Berbagai cuplikan kamp pengungsi Maghazi
STORYLINE:
STANDUP (Bahasa Inggris): SANAA KAMAL, Reporter Xinhua
“Saat ini kami berada di sebuah pasar umum yang dipenuhi pelanggan. Sebagian besar dari mereka mengungsi dari daerah mereka di Gaza dan wilayah utara daerah kantong pesisir tersebut dan datang ke sini. Di pasar ini, kita dapat menemukan sayuran, buah-buahan, dan daging, namun sayangnya, tingginya harga di pasar ini menghalangi mereka untuk membeli kebutuhan pokok bagi keluarga. Di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Hamas dan tentara Israel, penduduk setempat mengungkapkan ketakutan bahwa mereka tidak akan bisa mendapatkan makanan untuk keluarga.”
Sejak tentara Israel memulai operasi daratnya di Kota Khan Younis, Kota Rafah telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi banyak pengungsi.
Seiring semakin banyak orang datang ke Rafah, tempat penampungan yang tersedia saat ini tidak dapat memenuhi permintaan yang melonjak.
Sekitar 1,9 juta orang di Gaza, atau sekitar 85 persen populasi, diperkirakan menjadi pengungsi internal.
Kamp pengungsi Maghazi dibom pada 7 Desember lalu. Laporan menyebutkan bahwa sedikitnya 15 orang tewas.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): Penduduk Gaza
“Situasi di sini sangat buruk. Sekitar 70 atau 80 orang ada di dalam gedung, termasuk pengungsi. Kami baru menemukan 16 orang, dan yang lainnya tertimbun reruntuhan dan kami tidak dapat menolong mereka. Semua korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak yang tidak mempunyai senjata.
Ini adalah tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan tidak adil. Apa yang kami lakukan dalam situasi ini? Ke mana kami bisa pergi? Kami akan tetap tinggal di rumah kami dan tidak akan meninggalkannya, bahkan jika kami terpaksa hidup di atas reruntuhan.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): MOHAMED SABBAH, Penduduk Gaza
“Banyak orang tewas di sini. Tadi malam, mereka mengevakuasi dua mayat anak perempuan dari reruntuhan.”
Menurut PBB, lebih dari 17.000 warga Palestina dilaporkan telah tewas sejak dimulainya operasi militer Israel, termasuk lebih dari 4.000 wanita dan 7.000 lebih anak-anak.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza.
(XHTV)