Orang-orang berkumpul dalam sebuah aksi unjuk rasa di New York, Amerika Serikat, pada 18 Oktober 2023, untuk mendukung warga Palestina di tengah meningkatnya konflik Palestina-Israel. (Xinhua/Michael Nagle)
New York City merupakan rumah bagi populasi Yahudi terbesar di luar Israel, dengan sekitar 2 juta orang Yahudi tinggal di kota itu dan wilayah-wilayah sekitarnya.
NEW YORK CITY, 19 Oktober (Xinhua) — Departemen Kepolisian New York (New York Police Department/NYPD) terus memperketat upaya pengamanannya di saat aksi unjuk rasa terkait konflik Israel-Hamas berlanjut di kota tersebut.
“Saat ini, kita berada dalam situasi yang semakin mengancam dan ketegangan telah meningkat sejak … 7 Oktober. NYPD melakukan segala upaya yang dapat dilakukan demi mencegah aksi kekerasan di kota ini. Namun, kami tahu bahwa kejadian yang sedang berlangsung di belahan lain dunia saat ini dapat menimbulkan empati pada individu-individu di dalam negeri, dan hal itu sulit diantisipasi,” kata NYPD dalam sebuah pernyataan pada Rabu (18/10).
“NYPD mengimbau semua warga New York untuk tetap waspada dan mengingatkan agar segera melapor jika melihat sesuatu. Untuk alasan ini, NYPD akan melanjutkan pengerahan pasukan di seluruh penjuru kota dan semua pelatihan dalam dinas akan tetap ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut,” bunyi pernyataan tersebut.
Sebuah aksi unjuk rasa pro-Palestina digelar di luar City University of New York Graduate Center di Manhattan pada Rabu sore waktu setempat. Aksi tersebut ditanggapi oleh sekitar 10 demonstrasi tandingan yang membawa bendera Israel. Tidak ada kekerasan dalam aksi tersebut, namun banyak pengunjuk rasa berteriak dan melakukan provokasi verbal. Tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Beberapa aksi unjuk rasa yang menegangkan terjadi di New York City sejak pecahnya konflik Israel-Hamas.
New York City merupakan rumah bagi populasi Yahudi terbesar di luar Israel, dengan sekitar 2 juta orang Yahudi tinggal di kota itu dan wilayah-wilayah sekitarnya. [Xinhua]