Foto yang diabadikan pada 15 Mei 2023 ini memperlihatkan bayi Royal Turtle yang langka di Provinsi Koh Kong, Kamboja. (Xinhua/Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja)
Keberhasilan penetasan bayi kura-kura Royal Turtle menjadi stimulan bagi program penangkaran spesies yang terancam punah itu oleh Kamboja, yang bertujuan menjamin kelangsungan hidup jangka panjang satwa bercangkang tersebut.
PHNOM PENH, 17 Mei (Xinhua) — Sekitar 122 ekor bayi kura-kura Royal Turtle yang sangat langka menetas di gundukan pasir buatan di Pusat Konservasi Reptil Koh Kong (Koh Kong Reptile Conservation Center/KKRCC) di Provinsi Koh Kong, Kamboja barat daya, sepanjang tahun ini, kata laporan KKRCC pada Selasa (16/5).
Ini merupakan tahun ketiga Royal Turtle bertelur di penangkaran di Kamboja, kata laporan itu.
Selama musim bertelur 2023, Royal Turtle dalam sebuah kelompok penangkaran di KKRCC bertelur sebanyak 272 butir di 21 sarang dan 122 di antaranya menetas, kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa ini lebih baik dibandingkan musim 2022, ketika 35 dari 81 telur di sembilan sarang berhasil menetas.
Sekretaris Negara Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Neth Pheaktra senang melihat peningkatan jumlah tukik atau anak kura-kura Royal Turtle baru, dengan mengatakan bahwa ini merupakan perkembangan yang signifikan dalam konservasi Royal Turtle di negara Asia Tenggara itu.
Sekretaris Negara Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Neth Pheaktra memegang Royal Turtle di Provinsi Koh Kong, Kamboja pada 15 Mei 2023. (Xinhua/Kementerian Lingkungan Kamboja)
“Ini hasil yang bagus dan contoh yang baik dalam konservasi Royal Turtle di Kamboja,” katanya kepada Xinhua. “Kami sangat mendukung kelanjutan program penangkaran ini untuk memulihkan spesies langka ini di masa depan, dan kami berharap spesies ini akan bertahan untuk generasi berikutnya.”
Royal Turtle, juga dikenal sebagai Terrapin Sungai Selatan (Batagur affinis), merupakan salah satu dari 25 kura-kura darat dan kura-kura air tawar paling terancam di dunia, kata Pheaktra, seraya menambahkan bahwa kura-kura itu terdaftar di Daftar Merah Spesies Terancam Punah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) sebagai satwa sangat terancam punah dan ditetapkan sebagai Reptil Nasional Kamboja oleh Keputusan Kerajaan yang diterbitkan pada 2005.
Royal Turtle diyakini punah di Kamboja hingga tahun 2000, ketika populasi kecil ditemukan kembali oleh para konservasionis di Sungai Sre Ambel di Provinsi Koh Kong, kata pejabat itu.
Laporan itu mengatakan KKRCC saat ini menampung 282 ekor Royal Turtle di penangkarannya. Sejak 2015, 167 ekor Royal Turtle telah dilepasliarkan. [Xinhua]