KAIRO – Dalam sebuah pertemuan luar biasa Liga Arab yang digelar di Kairo pada Minggu (7/5), para menteri luar negeri Arab memutuskan untuk mengembalikan keanggotaan Suriah di liga tersebut setelah penangguhan selama 12 tahun, menurut pernyataan final setelah pertemuan tersebut.
Pertemuan tingkat menteri dewan Liga Arab itu memutuskan untuk melanjutkan “partisipasi delegasi pemerintah Suriah dalam pertemuan dewan Liga Arab beserta seluruh organisasi dan lembaganya mulai 7 Mei 2023,” menurut pernyataan yang dirilis oleh organisasi pan-Arab tersebut.
Para menteri luar negeri Arab juga menyepakati perlunya mengintensifkan upaya “untuk membantu Suriah melepaskan diri dari krisis.”
Mereka melanjutkan komitmen untuk “menjaga kedaulatan Suriah, persatuan teritorial, stabilitas, dan integritas regional berdasarkan piagam Liga Arab dan prinsip-prinsipnya,” menurut pernyataan itu.
Para menteri luar negeri tersebut juga sepakat untuk membentuk sebuah komite yang terdiri dari Yordania, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Mesir, dan sekretaris jenderal Liga Arab untuk melanjutkan “dialog langsung dengan pemerintah Suriah demi mencapai solusi komprehensif bagi krisis Suriah.”
Mengembalikan keanggotaan Suriah di Liga Arab menjadi fokus pertemuan antara menteri luar negeri Yordania, Arab Saudi, Irak, Mesir, dan Suriah yang digelar pekan lalu di Amman, ibu kota Yordania.
Pembicaraan di Amman merupakan bagian dari sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Yordania untuk normalisasi Arab dengan Suriah yang keanggotaannya di Liga Arab ditangguhkan pada 2011.
Pertemuan tingkat menteri serupa digelar pada pertengahan April di Jeddah, Arab Saudi, oleh negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk serta Yordania, Mesir, dan Irak untuk membahas situasi Suriah.
Beberapa hari setelah pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud melakukan kunjungan ke Damaskus, menandai kunjungan pertama seorang pejabat Arab Saudi ke Suriah dalam 12 tahun.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo. (XHTV)