Foto tak bertanggal yang disediakan oleh Institut Paleontologi dan Paleoantropologi Vertebrata di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) ini menunjukkan sirip ekor pada holotipe spesies galeaspida baru yang ditemukan di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. (Xinhua)
BEIJING, 13 April (Xinhua) — Tim peneliti menemukan sebuah fosil spesies galeaspidabaru yang “berekor sembilan” di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. Fosil tersebut merupakan fosil galeaspidapertama di dunia dengan ekor yang terawetkan dengan baik.
Menurut para peneliti dari Institut Paleontologi dan Paleoantropologi Vertebrata yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), mereka menamai spesies baru itu sebagai Foxaspis novemurakarena sirip ekornya terdiri dari sembilan penjarian (digitation) yang tertutup sisik dan berbentuk seperti berkas sinar, mirip seperti Rubah Berekor Sembilan, seekor hewan mitos dari literatur kuno China “Shan Hai Jing” (Classic of Mountains and Seas).
Foto tak bertanggal yang disediakan oleh Institut Paleontologi dan Paleoantropologi Vertebrata di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) ini menunjukkan sirip ekor pada paratipe spesies galeaspidabaru yang ditemukan di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. (Xinhua)
Spesimen fosil itu benar-benar mempertahankan sirip ekornya, baik dalam keadaan terlipat maupun terkembang, sehingga mengungkap detail morfologisnya secara maksimal, menurut Gai Zhikun, seorang profesor peneliti dari institut tersebut.
“Kami menemukan bahwa galeaspidabisa menjadi perenang aktif, dan dapat memanfaatkan kontraksi otot dengan baik untuk mengontrol area kontak antara ekor dan aliran air, sehingga menghasilkan gaya dorong yang berbeda,” ungkap Zhikun.
Tim tersebut kemudian menganalisis kecepatan renang morfologi geometris ekor itu, dan menemukan bahwa kecepatan jelajah galeaspidabahkan lebih cepat dibandingkan kerabat turunan mereka yang tidak berahang maupun yang berahang.
Para peneliti telah menerbitkan hasil riset mereka ini di jurnal National Science Review. [Xinhua]