BEIJING, Perdana Menteri (PM) China Li Qiang pada Sabtu (1/4) menggelar pembicaraan dengan PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim yang sedang berkunjung di Beijing.
China dan Malaysia mencapai konsensus membangun komunitas China-Malaysia dengan masa depan bersama, yang memetakan cetak biru untuk pengembangan hubungan bilateral di era baru, kata Li, sembari mendesak berbagai upaya guna memanfaatkan konsensus tersebut sebagai panduan dalam mengejar kerja sama bilateral yang lebih berkualitas, meningkatkan kesejahteraan kedua negara dan rakyatnya, serta berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran regional dan global.
Sebagai negara berkembang dan emerging economy, China dan Malaysia perlu memanfaatkan keunggulan komparatif mereka demi memajukan kerja sama ke tahap selanjutnya, ujar PM China itu.
Li menyerukan berbagai upaya untuk menyinergikan strategi pembangunan kedua negara, mendorong pembangunan terpadu, meningkatkan kerja sama di industri-industri yang sedang berkembang, serta meningkatkan persahabatan dan rasa saling percaya.
China siap bekerja sama dengan Malaysia dan negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya guna mempercepat konsultasi mengenai Kode Etik (Code of Conduct) di Laut China Selatan, sekaligus bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut, tutur Li.
“Asia adalah rumah kita bersama dan kerja sama yang saling menguntungkan menjadi satu-satunya pilihan yang tepat,” kata PM China itu, seraya mencatat bahwa China siap bekerja sama dengan Malaysia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk secara aktif memajukan negosiasi di Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Area/ACFTA 3.0), bersama-sama mengimplementasikan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), dan terus mendorong pembangunan Komunitas Ekonomi Asia Timur.
Li juga meminta kedua negara secara tegas membela multilateralisme, menjaga kepentingan bersama negara-negara berkembang dan emerging economy, serta memberikan kontribusi yang lebih besar untuk meningkatkan sistem tata kelola global.
Sementara itu, Anwar mengatakan bahwa pemerintah baru Malaysia memprioritaskan pengembangan hubungan Malaysia-China dan dengan tegas menjunjung tinggi kebijakan Satu China.
Malaysia mendukung Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI), Inisiatif Keamanan Global (Global Security Initiative/GSI), dan Inisiatif Peradaban Global (Global Civilization Initiative/GCI) yang diusulkan oleh China, dan bersedia untuk memperdalam kerja sama dengan China di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI), memajukan kerja sama di bidang otomotif, energi, budaya dan pariwisata, pertanian, serta ekonomi digital, sekaligus memperkuat pertukaran personel, paparnya.
Usai pertemuan tersebut, Li dan Anwar menandatangani sejumlah dokumen kerja sama bilateral di bidang ekonomi, perdagangan, pertanian, dan bea cukai. [Xinhua]