WARTABUANA – Rayakan satu dekade perjalanan sepuluh tahun Sparks Fashion Academy (SFA) sebagai Turning Fashion Into Business, enam designer alumni dan siswa berbakat SFA memamerkan karyanya di ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2023, di JCC pada Jumat, 24 Februari 2023.
“The Pacific Shore” by Sparks Fashion Academy, adalah tema yang diangkat untuk show kali ini, menceritakan keindahan dan kekayaan dari kepulauan dan laut Indonesia di daerah kepulauan Wallacea, Indonesia. Dimana tema ini diambil dari tema besar IFW 2023 yaitu “Sagara dari Timur”
Floery D. Mustika, Founder & CEO SFA merasa sangat bangga menyaksikan karya para Rising Desainer SFA di IFW 2023 sebagai ajang pesta fashion terbesar Indonesia. Pagelaran ini menjadi rangkaian kegiatan satu dekade SFA sebagai salah satu institusi fashion yang terus berkomitmen menghasilkan insan-insan fashionpreneur jati diri juara”.
“Selama satu dekade kami telah melahirkan ratusan lokal brand dan juga melatih ribuan UMKM. Tahun ini merupakan tahun breakthrough atau lompatan besar bagi kami, dimana sepanjang tahun ini SFA akan melakukan berbagai event dan program lainnya yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperkenalkan karyanya kepada publik secara luas” dan berujung menjadikan merek lokal brand yang unggul,” ujar Floery.
Sebanyak 27 koleksi busana dari berbagai lini busana yakni evening gown, ready to wear hingga modest wear ditampilkan dengan terinspirasi dari bentuk Dip Dye Wave, Ocean Sheers dan Oblique. Yakni gradasi warna laut yang berkilauan, derai ombak yang menari-nari membawa kegembiraan, serta beragam warna cerah dari biota laut, yang membawa pesona keindahan inspirasi tak terbatas, yang ditampilkan dengan sangat kreatif oleh 6 desainer SFA.,
Berto Yosua, menampilkan rangkaian koleksi Evening Gowns yang didesain khusus untuk setiap kepribadian muse-nya. Siluet dan detail yang ditampilkan pun akan membuat kita terbuai seperti ombak yang menari – nari. Karya Berto memberikan sentuhan yang sangat personal sehingga pemakainya merasakan jati diri wanita yang lembut namun tetap stand out.
Giska Praditya dengan labelnya Khanza Maryam, yang sudah tidak asing lagi di industri fashion, salah satu brand modestwear syari’i yang terkenal dengan keindahan motif printing dan siluet elegan dalam setiap koleksinya. Gaun-gaun Khanza membawa imajinasi kepada kekayaan kepulauan Indonesia yang mempesona.
Itha Dantjie, dengan koleksi Ready-to-Wear yang apik dengan kombinasi kain khas Gorontalo dan styling aksesoris yang menarik, menjadi daya pikat tersendiri.
Lita Kusuma, dengan koleksi Ready-to-Wear Chic dengan yang menggabungkan antara efek draperi, kombinasi dengan kain Karawo khas Gorontalo, dan kreasi tekstil yang menambah kecantikan dari koleksi tersebut. Koleksi Lita diluncurkan untuk wanita yang berkelas namun menyukai citra diri yang unik dari busana yang dipakainya.
Livina Mirwadi, dengan koleksi Ready-to-Wear Creature, di mana highlight dari koleksi ini adalah siluet outer yang dibuat unik dan menyerupai derai ombak sesuai dengan tema dari The Pacific Shore – serta dipadu padangkan dengan kain Karawo khas Gorontalo.
Eka Adrianie, dengan koleksi Fashion Eksperimental yang menjadi ciri khas-nya. Perpaduan kain Karawo khas Gorontalo, dengan teknik manipulasi tekstil seperti lipit – lipit lampion, raw-edge finishing, dan detail menarik lainnya. Eka begitu kreatif mengolah kreasinya sehingga menjadi busanayang extra ordinary.[]