Sejumlah orang mengunjungi stan Port of Hamburg di Area Ekshibisi Perdagangan Jasa di Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ke-4 di Shanghai, China timur, pada 8 November 2021. (Xinhua/Wang Xiang)
Dengan 2,46 juta TEU (twenty-foot equivalent unit), China menjadi mitra perdagangan nomor satu pelabuhan tersebut.
BERLIN, 20 Februari (Xinhua) — Pada 2022, China masih menjadi mitra perdagangan paling penting bagi Port of Hamburg, pelabuhan universal terbesar di Jerman, dengan membukukan hanya sedikit penurunan dalam hal throughputpeti kemas lintas laut, kata Port of Hamburg Marketing (HHM) pada Senin (20/2).
Dengan 2,46 juta TEU (twenty-foot equivalent unit), China menjadi mitra perdagangan nomor satu pelabuhan itu “dengan selisih jauh,” kata perusahaan pelabuhan tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Sebagian dari transshipmentpeti kemas dengan China yang ditangani melalui Hamburg dapat dikaitkan dengan transshipmentdengan Rusia,” kata juru bicara HHM kepada Xinhua. Volume ini tidak ada jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Kami berharap transshipmentantara China dan Hamburg akan terus stabil.”
Kelompok produk paling penting yang diimpor dari China dan ditangani di Port of Hamburg mencakup mesin, bahan kimia, dan logam. Sementara itu, produk kayu, makanan, dan kendaraan termasuk barang yang sering dikirim ke China, menurut HHM.
Foto yang diabadikan pada 23 Februari 2018 ini memperlihatkan suasana kawasan pelabuhan di Hamburg, Jerman. (Xinhua/Shan Yuqi)
China telah menjadi mitra perdagangan paling penting bagi Jerman selama tujuh tahun berturut-turut. Pada 2022, total volume perdagangan antara kedua negara tumbuh 20,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) ke angka 297,9 miliar euro (1 euro = Rp16.227) atau 318,8 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.168), menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis).
Industri otomotif penting Jerman termasuk salah satunya. Tahun lalu, produsen mobil terbesar di negara itu, Volkswagen, mengirimkan hampir 3,2 juta kendaraan ke China, hampir empat kali lipat dari pasar tunggal terbesar keduanya, Amerika Serikat.
“Perekonomian China terlalu besar untuk diabaikan sepenuhnya,” kata Juergen Matthes, pakar di Institut Ekonomi Jerman (IW), sebelumnya pada bulan ini. “Tidak ada yang menginginkan itu, dan itu juga tidak masuk akal.” Selesai