WUHAN – China terus mengoptimalkan respons epideminya baru-baru ini. Negara itu mengubah fokus strategi respons COVID-19 dari pengendalian infeksi menjadi perawatan kasus guna mencegah kasus parah.
Perubahan itu dilakukan menyusul melemahnya patogenisitas virus tersebut.
Sejumlah pengamat internasional menyampaikan bahwa langkah-langkah pencegahan epidemi China diperhitungkan dengan baik dan negara itu selalu mengutamakan kesehatan rakyatnya dalam perjuangan memerangi COVID-19.
LAWRENCE LOH, Direktur Pusat Tata Kelola dan Keberlanjutan, Universitas Nasional Singapura:
“Saya pikir jika Anda mengamati situasi unik yang dialami China hingga mencapai kondisinya saat ini, saya rasa itu merupakan yang terbaik yang dapat terjadi. Pertama-tama, jika Anda mengamati apa yang sedang terjadi, China tentu saja melakukan penyeimbangan yang sangat hati-hati antara kesehatan masyarakat, kohesi sosial, dan pertumbuhan ekonomi.”
TUNC AKKOC, Pimpinan Redaksi Harici Media, Turki:
“China mengandalkan kebijakan untuk meminimalkan angka kematian akibat COVID. Kebijakan ini dirancang untuk memerangi COVID-19, sebuah ancaman global, khususnya bagi kondisi China sendiri.”
ANNA MALINDOG-UY, Wakil Presiden Asian Century Philippines Strategic Studies Institute:
“Saya pikir pemerintah China sedang berupaya melindungi rakyatnya. Jika Anda mendefinisikan pendekatan yang berpusat pada rakyat dalam memerangi pandemi sebagai upaya untuk mengutamakan lebih banyak warga, demi kebaikan yang lebih besar bagi lebih banyak orang. Jika Anda melihat hal itu, dan jika Anda menggunakan hal itu sebagai kerangka untuk menyatakan bahwa China menerapkan pendekatan yang berpusat pada rakyat dalam memerangi pandemi. Maka, ya!”
Selama tiga tahun, China berhasil mempertahankan tingkat infeksi dan kematian terendah di antara semua negara besar.
Rata-rata angka harapan hidup rakyat China terus menunjukkan peningkatan selama epidemi, dari 77,93 tahun pada 2020 menjadi 78,2 tahun pada 2021.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Wuhan, China. (XHTV)