JUDUL: Akibat pembatasan Israel, umat Kristen Gaza kesulitan kunjungi Betlehem untuk perayaan Natal
DATELINE: 21 Desember 2022
DURASI: 00:02:01
LOKASI: Gaza
KATEGORI: MASYARAKAT/BUDAYA
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan umat Kristen Gaza dan pohon Natal
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): MAGED TARAZI, Umat Kristen di Gaza
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SIMON TARAZI, Umat Kristen di Gaza
STORYLINE:
Tidak mudah bagi umat Kristen Gaza untuk bergerak bebas dari wilayah kantong pesisir yang terkepung tersebut ke Tepi Barat untuk bergabung dalam perayaan umum Natal yang diadakan di Kota Bethlehem.
Perayaan Natal dimulai pada 25 Desember hingga 7 Januari, sebagai hari raya keagamaan yang sakral sekaligus fenomena budaya dan komersial di seluruh dunia.
Namun, pembatasan Israel yang diberlakukan terhadap penduduk Gaza telah menghambat puluhan umat Kristen untuk bergabung dengan kerabat dan orang-orang tercinta mereka guna merayakan hari raya tersebut.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): MAGED TARAZI, Umat Kristen di Gaza
“Saya menjadi salah satu orang yang terdampak oleh izin yang diterbitkan oleh Israel, karena saya memperoleh izin untuk pergi ke Tepi Barat, tetapi istri maupun putra saya tidak mendapatkan izin, jadi saya bertanya-tanya soal alasan yang menyebabkan prosedur memalukan dan ilegal ini.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SIMON TARAZI, Umat Kristen di Gaza
“Pohon Natal adalah benih perdamaian dunia, dan saya berharap semua orang hidup dalam damai dan cinta.”
Pada 2007, Israel memberlakukan blokade ketat di Gaza, rumah bagi lebih dari 2,3 juta orang, setelah Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) secara paksa menguasainya.
Saat itu, sekitar 3.500 umat Kristen tinggal di Gaza, tetapi sekarang hanya tinggal 1.000 orang yang masih tinggal di wilayah tersebut, karena beberapa dari mereka berimigrasi ke negara lain, sedangkan yang lainnya pindah ke Tepi Barat lantaran kondisi kehidupan yang sulit di kantong pesisir itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza.
(XHTV)