SHARM EL-SHEIKH, China siap bekerja sama dengan komunitas internasional untuk memajukan implementasi Perjanjian Paris yang komprehensif, seimbang, dan efektif, seperti dikatakan seorang delegasi China pada Selasa (8/11).
China menerapkan strategi nasional untuk mengatasi perubahan iklim, tantangan dan krisis bersama yang dihadapi umat manusia, serta dengan teguh mengikuti arah prioritas ekologis, pembangunan hijau dan rendah karbon, ungkap Zhao Yingmin, Kepala Delegasi China untuk Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim ke-27 (COP27).
Zhao, yang juga Wakil Menteri Kementerian Ekologi dan Lingkungan Hidup China, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah acara tentang Laporan Iklim dan Pembangunan Negara China yang dirilis oleh Bank Dunia.
Guna mengimplementasikan target “karbon ganda”, yaitu mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060, China membentuk mekanisme kerja netralisasi karbon, yang mengklarifikasi rancangan tingkat tinggi pekerjaan “karbon ganda”, merumuskan rencana implementasi di bidang energi, industri, transportasi, dan beberapa bidang utama lainnya, serta menetapkan sistem kebijakan “1+N” netral karbon, urai Zhao.
Dari 2012 hingga 2021, tingkat pertumbuhan konsumsi energi tahunan China yang mencapai 3 persen mendukung tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6 persen, emisi karbon dioksida per unit produk domestik bruto (PDB) menurun sekitar 34,4 persen, dan konsumsi energi per unit PDB menurun sebesar 26,4 persen, dengan penghematan kumulatif 1,4 miliar ton batu bara standar, paparnya.
Zhao menyebut bahwa China menganggap pasar karbon sebagai instrumen penting dari kebijakan iklim dan secara aktif mendorong pembangunan pasar perdagangan emisi karbon nasional. Pada 16 Juli 2021, pasar karbon nasional secara resmi membuka perdagangan daring, yang mencakup 4,5 miliar ton emisi gas rumah kaca setiap tahun, menjadikannya pasar karbon terbesar di dunia.
Pasar itu beroperasi dengan stabil dan teratur secara keseluruhan, dan peran mekanisme pasar mulai muncul, tambahnya.
Sebagai negara berkembang terbesar, China melakukan berbagai upaya maksimal dalam tata kelola iklim sembari mengejar pengembangan ekonomi. “China akan memainkan peran penting dalam tata kelola iklim global,” ujar Nicholas Stern, seorang ekonom Inggris.
“China mempertahankan kerja sama yang baik dengan PBB dan lembaga keuangan internasional untuk mengatasi perubahan iklim, dan China siap bekerja sama dengan komunitas internasional untuk memajukan implementasi Perjanjian Paris yang komprehensif, seimbang, dan efektif, serta terus mengontribusikan keunggulan, kebijaksanaan, dan solusi China untuk membangun sistem tata kelola perubahan iklim global yang adil, setara, dan saling menguntungkan,” kata Zhao.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service