TEHERAN – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan dalam konferensi pers pada Senin (24/10) bahwa Amerika Serikat (AS) ingin kembali ke perjanjian nuklir 2015 tanpa membayar “biaya”.
Perilaku AS ini “munafik” dan “secara resmi berbohong,” tuturnya. Dia menambahkan bahwa pihak AS telah berulang kali mengirim pesan melalui berbagai saluran dan menekankan kesiapan mereka untuk kembali ke perjanjian nuklir.
AS jelas ingin kembali ke perjanjian tersebut, tetapi tidak ingin membayar biaya untuk kembali ke perjanjian itu, ujar Kanaani.
Dia mendesak pemerintah AS agar bertindak “pantas” dan tetap berpegang pada komitmen mereka dalam negosiasi nuklir tak langsung di masa lalu.
Iran menandatangani perjanjian nuklir yang secara formal dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA) dengan sejumlah kekuatan dunia pada Juli 2015, yang berisi persetujuan Iran untuk membatasi program nuklirnya sebagai kompensasi penghapusan sanksi atas negara tersebut.
Namun demikian, Washington mundur dari perjanjian tersebut pada 2018 dan kembali menjatuhkan sanksi terhadap Teheran, yang memicu Iran untuk mencabut beberapa komitmennya dalam pakta tersebut.
Perundingan tentang pengaktifan kembali JCPOA dimulai pada April 2021 di Wina, Austria. Belum ada terobosan yang tercapai sejak putaran terakhir perundingan Wina yang diadakan awal Agustus lalu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Teheran. (XHTV)