BAGHDAD – Benda-benda pameran di Museum al-Baghdadi, Irak, merupakan salah satu landmarkwisata di Baghdad, yang menawarkan perjalanan nostalgia ke kehidupan sehari-hari masa lalu di ibu kota Irak tersebut, disajikan melalui adegan-adegan yang diperagakan patung lilin berukuran sebenarnya.
Terletak di dekat Sungai Tigris yang membelah Baghdad, bangunan tua museum tersebut pertama kali dibangun pada 1869 selama era Ottoman.
Pada 1970, Museum al-Baghdadi dibuka di bangunan tua tersebut setelah direnovasi. Museum ini memiliki 385 patung yang memperagakan lebih dari 77 adegan yang menampilkan kerajinan rakyat, perdagangan, profesi, adat setempat, dan kehidupan jalanan.
Museum ini sempat rusak akibat invasi yang dipimpin Amerika Serikat ke Irak pada 2003 dan direhabilitasi pada Agustus 2008.
JASIM SAKRAN, Direktur Museum al-Baghdadi:
“Ketika pengunjung memasuki museum, mereka mencari barang-barang kuno yang digunakan dalam kehidupan leluhur kami, pakaian dan alat transportasi kuno yang digunakan para leluhur, seperti mobil tua dan kereta kuda yang oleh warga setempat dikenal sebagai Rabal. Museum ini merupakan fasilitas warisan yang menyajikan dan mendokumentasikan kehidupan warga Baghdad di masa lalu kepada generasi masa depan.”
Bagi warga Baghdad, museum ini mengembalikan kesederhanaan, persatuan, dan kekayaan sosial kehidupan melalui adegan-adegan yang realistis.
SAWSAN AL-SHAIBANI, Pengunjung:
“Saya seorang ekspatriat Irak. Saya mengunjungi negara saya setelah tinggal bertahun-tahun di luar negeri, dan saya juga mengunjungi Museum al-Baghdadi karena museum ini berisi barang-barang antik dan kisah tentang rumah tradisional Baghdadi serta sejarah keluarga kami.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Baghdad. (XHTV)